Turki: Empat Ditahan karena Menggantung Karya Seni Ka’bah dan Bendera Pelangi
ISTANBUL, SATUHARAPAN.COM-Polisi Turki menahan empat orang yang dituduh menggantung karya seni yang menggambarkan Ka’bah, situs paling suci umat Islam, dan bendera pelangi. Pemerintah Turki memandang kasus di sebuah universitas di Istanbul itu sebagai serangan yang dilakukan di pusat protes baru-baru ini, kata para pejabat hari Sabtu (30/1).
Keempat orang itu ditahan karena dicurigai "secara terbuka merendahkan nilai-nilai agama yang dianut oleh sebagian warga masyarakat," kata kantor gubernur. Polisi sedang memburu dua orang lainnya, tambahnya, menggambarkan karya seni itu sebagai "serangan buruk" terhadap Islam.
Menteri Dalam Negeri Turki, Suleyman Soylu, mengatakan dalam tweet pada hari Sabtu bahwa "empat orang LGBT" telah ditahan dalam komentar yang menyebabkan kekecewaan di media sosial.
Karya seni tersebut, yang menurut Gubernur Istanbul juga menyertakan bendera pelangi, simbol yang terkait dengan komunitas LGBT, digantung di seberang kantor rektor pada hari Jumat (29/1) di Universitas Bogazici, kata gubernur, dalam sebuah tindakan yang dengan cepat dikecam oleh para pejabat Turki.
"Tidak hormat" yang ditunjukkan kepada Ka'bah "bukan kebebasan berekspresi atau hak untuk memprotes," cuit juru bicara Presiden Turki ,Recep Tayyip Erdogan, Ibrahim Kalin. Dia berjanji pada hari Sabtu, "penyimpangan ini akan mendapatkan hukuman yang layak di hadapan hukum."
Protes digelar beberapa pekan di universitas itu terhadap apa yang diklaim pengunjuk rasa sebagai pengangkatan rektor baru, Melih Bulu, yang bermotif politik yang dilakukan langsung oleh Erdogan.
Presiden Turki awal bulan ini menuduh beberapa dari mereka yang mengambil bagian protes sebagai "teroris".
Meskipun homoseksualitas telah legal sepanjang sejarah Turki modern, kaum gay sering kali menghadapi pelecehan. Acara LGBT diblokir dalam beberapa tahun terakhir, termasuk Istanbul Pride. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...