Turki Gabung Operasi Mosul Lawan ISIS
ANKARA, SATUHARAPAN.COM - Turki mengatakan bahwa pihaknya telah menyepakati dengan Amerika Serikat di mana pesawat tempur Turki akan bergabung dengan operasi untuk merebut kembali kota Mosul, Irak dari militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Perdana Menteri Turki, Binali Yildirim, seperti dikutip media Turki, Hurriyet, mengatakan, bahwa pesawat temput Turki F-16 akan mendapatkan tugas dari pusat komando yang berbasis Kuwait jika diperlukan .
Perjanjian antara kedua negara iitu dicapai pada pertemuan antara kepala staf umum Turki dan Amerika di Washington akhir pekan lalu, menurut Binali Yildirim.
Yildirim mengatakan kesepakatan itu disebut sebagai partisipasi Angkatan Udara Turki dalam serangan udara oleh pasukan koalisi internasional terhadap posisi ISIS di kota Mosul dan sekitarnya.
Pernyataan itu disampaikan setelah Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, terus mendesak partisipasi aktif Turki dalam operasi militer itu.
Partisipasi Turki
Namun Turki tidak bergabung dalam serangan udara sekarang, kata Yildirim. "Tapi pada prinsipnya ada kesepakatan partisipasi pesawat tempur Turki. Ketika ada kebutuhan, pesawat-pesawat tempur kami akan berpartisipasi sebagai bagian dari koalisi. Yang penting adalah untuk menjadi bagian dari itu, "kata Yildirim.
Menurut perjanjian, Turki akan menempatkan sejumlah pesawat tempur F-16 di bawah kendali pusat operasi serangan ke Mosul di Kuwait.
Irak Protes
Sementara itu ulama Syiah Irak, Moqtada al-Sadr, menggelar aksi protes di depan Kedutaan Besar Turki di Baghdad, Irak pada hari Senin (17/10) dan menyerukan protes untuk menuntut tentara Turki meninggalkan kamp Bashiqa di Irak utara. Keberadaan militer Turki di Irak menyebabkan konflik di kedua negara.
"Keluar, Keluar, penjajah!" kata Moqtada al-Sadr dalam aksi protes itu. Dan disambut teriakan: "Ya, ya, untuk Irak," dari para pengikut Al-Sadr, menurut laporan AP.
Turki mengatakan pasukan mereka melatih pejuang Irak untuk membantu merebut kembali kota Mosul dari ISIS. Mereka berada di sana dengan izin dari pemerintah Irak, namun pihak Baghdad menyangkal telah memberikan izin, dan sebaliknya memerintahkan Turki untuk menarik pasukannya.
Perdana Menteri Turki, Binali Yildirim, mengatakan pada hari Senin (17/10) bahwa pejuang yang dilatih militer Turki di kamp Bashiqa, dekat Mosul berada di garis depan operasi Mosul.
Editor : Sabar Subekti
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...