Turki Terus Pecat Pegawai Setelah Kudeta Gagal
ANKARA, SATUHARAPAN.COM – Turki memberhentikan 492 staf yang bertugas di otoritas agama Islam karena dicurigai terlibat dalam kodeta yang gagal pada Jumat (15/7), karena diduga terkait kegiatan "terorisme" link, menurut pernyataan Direktorat Agama Turki, Diyanet, hari Selasa (19/7).
Selain itu, 257 pegawai di kantor perdana menteri juga diberhentikan, dan lebih dari 1.500 pengajar di pergurun tinggi negeri dan swasta diberhentikan, menyusul kudeta pekan lalu.
Pemerintah Turki menuduh ulama Muslim yang berbasis di Amerika Serikat, Fethullah Gulen, mendalangi kudeta itu, di mana lebih dari 200 orang tewas. Gulen memiliki banyak pendukung di kalangan warga sipil Turki, peradilan dan polisi. Dia membantah keras tuduhan itu.
Direktorat Agama Turki, Diyanet mengumumkan pemberhentian 492 pegawainya. Lembaga itu mempunyai pegawai sekitar 100.000 orang.
Pada hari yang sama, Turki memberhentikan 2 57 staf yang bertugas di kantor perdana menteri karena dicurigai terlibat dalam kudeta militer.
Pulang dari Tugas di LN
Badan Pendidikan Tinggi Turki (YOPK) juga mengumumkan telah menghentikan dari semua tugas pada semua akademisi di luar negeri dan meminta mereka untuk kembali ke Turki, di tengah langkah nasional terhadap orang-orang yang diduga memiliki hubungan dengan kudeta yang gagal.
Dalam pernyataan tertulis yang dikirim ke perguruan tinggi negeri dan swasta, YOK meminta penghentian tugas pada akademisi di luar negeri sampai pemberitahuan lebih lanjut, menurut laporan kantor berita Turki, Anadolu, hari Rabu (20/7).
YOK juga meminta pemeriksaan pada akademisi yang bekerja di luar negeri dan mengatakan mereka harus dipanggil kembali jika tidak ada keharusan bagi mereka untuk berada di luar negeri.
Selain itu, YOK juga meminta para rektor semua universitas untuk mengevaluasi tenaga akademik dan administrasi terkait dengan yang oleh pemerintah Turki disebut sebagai Organisasi Teroris Fethullahist atau Struktur Negara Paralel (FETO / PDY) dan mengambil tindakan terhadap mereka. Hasil pemeriksaan itu harus diserahkan pada 5 Agustus
YOK pada hari Selasa (19/7) meminta 1.557 pengajar yang bertugas setiap perguruan tinggi swasta dan negeri di seluruh Turki untuk mengundurkan diri. Semua itu, 1.176 orang dari perguruan tinggi negeri dan 401 dari perguruan tinggi swasta.
Pengunduran diri dari sejumlah besar universitas telah dimulai sejak permintaan YOK dikeluarkan.
Mencegah Kebotakan di Usia 30an
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Rambut rontok, terutama di usia muda, bisa menjadi hal yang membuat frust...