Turki Tidak Minta Bantuan Militer NATO
OSLO, SATUARAPAN.COM - Turki tidak meminta bantuan militer substansial dari North Atlantic Treaty Organization (NATO) dalam operasi militernya terhadap ISIS dan militan Kurdi, ujar kepala NATO menjelang pertemuan darurat guna membahas pertempuran tersebut.
Sekjen NATO, Jens Stoltenberg juga memperingatkan Turki bahwa serangan udaranya dapat membahayakan kemajuan yang dihasilkan dalam beberapa tahun terakhir menuuju pencapaian perjanjian damai dengan militan Kurdi.
Duta besar NATO akan bertemu pada hari Selasa terkait permintaan Ankara untuk membahas lonjakan kekerasan antara Turki, ISIS dan militan Kurdi.
“Turki memiliki militer dan aparat keamanan yang sangat kuat. Sehingga tidak ada permintaan untuk dukungan militer substansial dari NATO,” ujar Stoltenberg dalam wawancara dengan BBC pada Minggu (26/7).
Turki menyerang sejumlah posisi ISIS di Suriah untuk pertama kalinya dalam sepekan terakhir, setelah serangan bom bunuh diri yang dituduhkan kepada kelompok ekstremis itu dan menewaskan 32 orang di wilayah perbatasan dekat Suriah.
Pihaknya juga menyerang posisi Partai Pekerja Kurdistan (PKK) di Irak utara untuk pertama kalinya dalam empat tahun terakhir, setelah para militan itu, yang menuduh Ankara berkolusi dengan ISIS, mengaku membunuh dua polisi.
Meskipun memuji Ankara karena bergabung dalam perang melawan ISIS, kepala NATO itu memperingatkan “pembelaan diri harus proporsional.”
Dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi Norwegia pada Minggu malam, dia memperingatkan bahwa serangan Turki terhadap militan Kurdi berisiko merusak pembicaraan damai alot yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.
“Selama bertahun-tahun terdapat kemajuan untuk mencari solusi politik damai. Penting untuk tidak meninggalkannya... karena kekerasan tidak akan pernah menyelesaikan konflik dalam jangka panjang.”
Turki Tidak Menyerang Warga Kurdi Suriah
Sementara itu militer Turki mengaku tidak mengincar warga Kurdi Suriah setelah pasukan Kurdi dan kelompok pemantau mengatakan sejumlah tank membombardir beberapa desa yang dikuasai warga Kurdi di Suriah utara, ujar seorang pejabat pemerintah Turki, hari Senin (27/7).
“Operasi militer yang berlangsung berupaya melumpuhkan ancaman langsung terhadap keamanan nasional Turki dan terus mengincar ISIS di Suriah dan PKK di Irak,” ujar pejabat itu kepada AFP, merujuk pada kelompok ISIS dan Partai Pekerja Kurdistan (PKK).
Dia mengatakan “PYD Kurdi Suriah, bersama kelompok lainnya, masih di luar jangkauan operasi militer terkini.”
Menurut sebuah pernyataan, Unit Pelindung Rakyat (YPG) Kurdi mengatakan sejumlah tank Kurdi menyerang posisinya dan posisi sekutu pemberontak Arab-nya di Desa Zur Maghar, provinisi Aleppo.
“Tembakan sengit tank” melukai empat anggota pasukan pemebrontak sekutu dan sejumlah warga desa, ujar YPG.
Pihaknya mengatakan berikutnya ada serangan artileri kedua terhadap Zur Maghar dan desa lainnya di area yang sama.
Pejabat Turki, yang enggan disebutkan namanya tersebut menambahkan “kami menyelidiki tuduhan bahwa militer Turki menyerang sejumlah posisi yang dikuasai pasukan selain ISIS.” (AFP)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...