Turki: Transisi Suriah Tanpa Bashar Al-Assad
ISTANBUL, SATUHARAPAN.COM - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, dan Kanselir Jerman, Angela Merkel, secara terpisah, hari Kamis (24/9) mengatakan bahwa proses perdamaian dan transisi pemerintahan Suriah bisa terjadi tanpa melibatkan Presiden Suriah sekarang, Bashar Al-Assad.
Erdogan selama ini sering mengecam keras Al-Assad, namun untuk pertama kalinya dia menyarankan bahwa Presiden Suriah bisa tidak berperan untuk proses transisi politik bagi masa depan Suriah.
"Proses ini mungkin bisa terjadi tanpa Assad, atau proses transisi bisa dengan dia," kata Erdogan Kepada wartawan setelah shlat Idul Adha di Istanbul, ketika ditanya Tentang solusi yang mungkin untuk mengakhiri empat tahun perang sipil Suriah.
Tapi "tidak ada yang membayangkan masa depan di Suriah dengan Assad," kata Erdogan menambahkan. Dia mengatakan, itu "tidak mungkin bagi mereka (Suriah) untuk menerima seorang diktator yang telah menyebabkan kematian hingga 350.000 orang."
Pernyataan Erdogan itu keluar sehari setelah dia mengadakan pembicaraan dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, sekutu terdekat Al-Assad, ketika meresmikan masjid di Moskow. Pernyataan itu menandai pergeseran desakan pemimpin Turki ke arah bahwa pemimpin Suriah itu harus melepaskan kekuasaan.
Turki sebelumnya mendukung rezim Al-Assad sampai pecahnya perang saudara pada tahun 2011, dan setelah itu beralih mendukung kelompok pemberontak yang berjuang untuk menggulingkan dia.
Pandangan Jerman
Pernyataan tentang transisi Suria juga disampaikan oleh Kanselir Jerman, Angela Merkel, setelah pertemuan puncak mengenai krisis pengungsi yang juga dipicu oleh perang di Suriah.
"Kita Harus berbicara dengan banyak aktor, ini termasuk Assad, tetapi orang lain juga," kata Merkel. "Tidak hanya dengan Amerika Serikat, Rusia, tetapi juga dengan mitra penting regional, Iran, dan kelompok Sunni, seperti Negara Arab Saudi," kata Merkel.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry, pekan lalu mengatakan AS siap untuk "bernegosiasi" dengan Al-Assad dengan syarat dia keluar. Kerry mendesak Rusia untuk membujuk Al-Assad untuk memasuki pembicaraan. Sementara Menteri Luar Negeri Inggris, Philip Hammond, juga telah membuat komentar serupa.
Peran Al-Assad
Namun demikian, Presiden Prancis, Francois Hollande, yang negaranya siap untuk melancarkan serangan udara terhadap kelompok ISIS di Suriah, bersikerasbahwa itu tidak terjadi tanpa tempat untuk Al-Assad. Dia mengatakan hal itu hari.
"Tidak akan ada transisi tanpa kehadirannya," kata Hollande menegaskan setelah pertemuan puncak. "Masa depan Suriah tidak akan melewatkan Bashar Al-Assad." (Al Arabiya /AFP)
Jenderal Rusia Terbunuh oleh Ledakan di Moskow, Diduga Dilak...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada hari Rabu (18/12) bahwa Rusia ...