Tutu Kritik Afrikaner Tidak Dilibatkan dalam Penghormatan bagi Mandela
JOHANESBURG, SATUHARAPAN.COM - Uskup Agung (emeritus) Afrika Selatan, Desmond Tutu mengritik dan mempertanyakan peran besar partai Kongres Nasional Afrika (ANC / Africans National Congress) dalam upacara penghormatann dan pemakaman mantan Presiden Afsel, Nelson Mandela.
Tutu mengkritik, karena dalam upacara kenegaraan bagi Mandela itu tidak melibatkan masyarakat Afrikaner (warga kulit putih Afrika Selatan). Dia juga mempertanyakan peran utama yang diserahkan kepada ANC, partai yang berkuasa untuk mengatur upacara tersebut.
Tutu mengatakan bahwa Mandela memberi pesan tentang penghargaannya, tetapi harus meminta maaf, karena ikon yang terkenal dengan keterbukaannya itu tidak melibatkan warga gereja utama kulit putih Afrikaner.
"Madiba (nama yang merujuk Marga Mandela-Red.) terkejut, karena dia bertekad untuk menjadi inklusif," kata Tutu dalam sebuah pernyataan pada hari Senin (16/12).
Upacara penghormatan dan pemakaman untuk Mandela dikatakan sebagai "luar biasa," kata Tutu, tetapi dia mengritik tajam peran utama pejabat ANC pada acara yang penting itu.
"Saya juga percaya bahwa (dia) telah mengirimkan pesan lebih inklusif pada pengatur program untuk memorial dan pemakaman, dua peristiwa nasional dan kenegaraan, di mana keduanya telah dikelola pengurus senior dari partai yang berkuasa," kata Tutu yang dikenal karena kejujurannya dan tidak segan-segan melontarkan kritik secara terbuka terhadap pemerintah Afrika Selatan.
Tidak Diundang
Pada menit-menit terakhir, Tutu memutuskan untuk tidak menghadiri pemakaman Mandela di Desa Qunu pada hari Minggu (15/12) setelah mengatakan dia tidak diundang.
Tutu juga secara khusus menyebut kegagalan para pemimpin agama, sehingga tidak menyertakan perwakilan dari Gereja Reformasi Belanda (yang warganya adalah kulit putih Afrika Selatan) pada acara penghormatan resmi dan upacara kenegaraan untuk pemakaman Mandela.
Dia juga menyebutkan, upacara itu hanya menyebut beberapa kalimat dalam bahasa Afrikaans yang digunakan dalam doa akhir, kata dia.
"Pengecualian yang paling mencolok adalah terhadap masyarakat Afrikaner," kata Tutu yang menjadi tuan rumah bagi Mandela pada malam pertama setelah pembebasannya setelah 27 tahun di penjara apartheid di Rubben Island.
Menurut Tutu, Mandela telah mengulurkan tangan kepada masyarakat Afrikaans, seperti makan siang atau minum teh bersama janda dari Presiden Afsel semasa politik apartheid atau mengenakan kaos tim rugby kesayangan Afrikaner, Springbok.
"Itu sejauh yang bisa saya lakukan untuk hal yang begitu bermakna. Saya meminta maaf kepada saudara-saudari kita, masyarakat Afrikaner," kata Tutu.
Mandela, kata dia, "meninggalkan cara untuk memastikan Afrikaner merasa bagian dari bangsa kami yang baru, dan sedang membangun." ( AFP)
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...