Tutu: Mandela Bagaikan Seorang Penyihir
JOHASNESBURG, SATUHARAPAN.COM - Nelson Mandela bagaikan “penyihir” yang mempersatukan negara yang berada di ambang perang, kata peraih Nobel asal Afrika Selatan, Bhishop Desmond Tutu, hari Senin (10/12).
“Semua orang mengatakan kita akan hancur,” kata pensiunan uskup agung itu dalam upacara memorial Mandela di Johannesburg.
“Dia benar-benar seperti penyihir dengan tongkat sihir, mengubah kita menjadi orang-orang dengan berbagai ras yang luar biasa,” kata dia. Dan menambahkan, “Ulat yang menjijikan ini, Afrika Selatan, yang dulu menjadi paria dunia, dia ubah menjadi kupu-kupu yang indah.”
“Itulah yang kita rayakan,” tegas Tutu di hadapan ratusan pelayat dari bebagai ras yang memadati upacara itu. Tutu menuturkan dunia tidak harus meratapi kematian kawan lamanya, melainkan merayakan kehidupan dan teladannya.
“Dia keluar dari masa ujian berat dipenuhi penderitaan dan diperlakukan tidak manusiawi, memecahkan batu, menjahit tas kantor pos, bekerja di tambang,” selama 27 tahun ditahan di bawah hukum rasis rezim apartheid.
“Namun bukannya dipenuhi kebencian dan nafsu untuk membalas dendam, (dia menjadi) seorang pendukung rekonsiliasi...dan pemaafan,” kata Tutu. (AFP)
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...