Tutup Kedutaan Suriah, AS Tampik Tinggalkan Perundingan Damai
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM – Amerika Serikat pada Rabu (19/3) menampik tuduhan Rusia bahwa dengan menutup kedutaan besar Suriah, meninggalkan perundingan damai. Sebelumnya, Suriah mengatakan AS mencemooh hukum internasional dengan menutup kedutaan besar Damaskus di Washington.
Departemen Luar Negeri juga menampik tuduhan Rusia bahwa dengan menutup misi tersebut di distrik kedutaan di Washington, AS meninggalkan perannya sebagai salah satu pendukung perundingan damai Suriah.
“Kami mematuhi tidak hanya hukum tetapi setiap aspek dari Konvensi Wina tentang hubungan diplomatik,” ujar juru bicara Departemen Luar Negeri, Jen Psaki.
Amerika Serikat pada Selasa mengatakan telah memerintahkan Suriah untuk menghentikan operasi kedutaan besarnya di ibu kota AS dan dua konsulat di Michigan dan Texas, setelah misi Suriah mengatakan akan menghentikan semua operasi konsuler.
Duta Besar Suriah meninggalkan Washington pada Desember 2011, dan Psaki pada Rabu merevisi angka staf Suriah yang tersisa menjadi sekitar 12 orang. Mereka diberikan waktu hingga 31 Maret untuk meninggalkan Amerika Serikat dengan keluarga mereka.
AS mengimbau Suriah untuk menemukan negara ketiga untuk mengambil alih tanggung jawab dalam melindungi dan mempertahankan gedung kedutaan tersebut.
Jika tidak, “Departemen Luar Negeri akan melanjutkan tanggung jawab untuk memastikan perlindungan dan pelestarian misi Suriah, bersama dengan properti dan arsipnya, jika ketetapan tersebut belum diselesaikan atau disetujui oleh departemen, sampai pada batas waktu 31 Maret,” tambah Psaki.
Pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad mengecam langkah tersebut sebagai “pelanggaran nyata” terhadap Konvensi Wina dan mengatakan keputusan untuk menutup kedutaan adalah tindakan “sewenang-wenang”. (AFP)
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...