UGM dan BRG Bersinergi Cegah Kebakaran Lahan Gambut
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Kebakaran lahan gambut yang terjadi meluas di Indonesia tahun lalu menyita banyak perhatian karena menimbulkan kerugian tidak sedikit. Memasuki musim kemarau tahun ini, timbul kekhawatiran permasalahan yang sama dapat kembali muncul. Pemerintah sebelumnya telah menggelontorkan banyak dana untuk mengatasi kebakaran ini, namun kini hal yang lebih perlu diperhatikan adalah bagaimana mencegah terjadinya kebakaran.
Deputi Perencanaan dan Kerja Sama Badan Restorasi Gambut (BRG), Budi Wardhana, mengemukakan hal itu saat berkunjung ke UGM, 1 April lalu. Kunjungan itu dilakukan sebagai tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya di Jakarta. “Sebelumnya memang sudah beberapa kali kami mengadakan pembicaraan, dan kedatangan kami ini ingin menindaklanjuti rencana kerja sama yang sudah dibahas sebelumnya. Yang terpenting saat ini adalah tentang pemetaan,” dia menjelaskan, seperti diberitakan Humas UGM melalui situs resmi ugm.ac.id.
Pemetaan lahan gambut menjadi hal penting dalam upaya pencegahan kebakaran. BRG menargetkan pada pertengahan tahun ini peta indikasi kebakaran gambut selesai dan dapat langsung dimanfaatkan dalam operasi lapangan. Selanjutnya, BRG juga akan melibatkan berbagai pemegang kepentingan, termasuk masyarakat lokal, pelaku bisnis, serta akademisi untuk bersama-sama berkontribusi dalam upaya restorasi.
Dalam kesempatan itu, Budi juga menyampaikan secara khusus rencana untuk melibatkan mahasiswa yang sedang melakukan kuliah kerja nyata (KKN) dalam program yang sudah dirancang. “Universitas kami harapkan dapat menggerakkan modal yang sudah ada, termasuk dalam hasil-hasil riset dan melalui keterlibatan mahasiswa KKN,” dia menambahkan.
Usulan itu disambut baik oleh Rektor UGM, Prof Ir Dwikorita Karnawati MSc PhD, yang menyatakan dukungan penuh rencana kerja BRG. “Kami juga sudah menyiapkan beberapa hal untuk mendukung rencana restorasi. KKN UGM sejak tahun lalu sudah berjalan di lokasi lahan gambut di Jambi dan Kalimantan Tengah,” dia memaparkan.
Wakil Rektor bidang Kerja Sama dan Alumni, Dr Paripurna SH MHum LLM, menjelaskan pelaksanaan program KKN sebagai salah satu upaya preventif terhadap permasalahan kebakaran hutan, rencananya akan dikoordinasikan secara bersama oleh UGM, BRG, serta Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. “Selama ini mahasiswa sudah terlibat, tapi masih di pinggiran, belum terlalu banyak menunjukkan aksi di lapangan. Saya kira jika didampingi secara langsung oleh pihak BRG, mereka pun bisa lebih banyak terlibat dan bekerja sama dengan masyarakat,” ujar Paripurna.
Program KKN di daerah lahan gambut ini nantinya akan dirancang menjadi program yang melibatkan berbagai universitas. Dengan demikian, mahasiswa dari gabungan universitas tersebut dapat bersama-sama memberikan kontribusi kepada masyarakat sesuai kecakapan yang mereka miliki. (ugm.ac.id)
Editor : Sotyati
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...