UI Siap Luncurkan Kapal Pelat Datar
DEPOK, SATUHARAPAN.COM - Program Studi Teknik Perkapalan, Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI), mendesain dan memproduksi kapal pelat datar untuk kebutuhan perkuliahan dan riset.
Produksi kapal pelat datar itu, seperti bisa dibaca di laman ui.ac.id, diinisiasi Ir Hadi Tresno Wibowo. Dalam proses pembuatan kapal yang diberi nama “Triwitono” itu, ia dibantu sejumlah mahasiswa, dosen, dan alumni Prodi Teknik Perkapalan FTUI. Kapal dijadwalkan diluncurkan Senin, 13 Oktober ini.
Hadi mengatakan, produksi kapal itu memakan waktu satu tahun. Setelah diluncurkan, Kapal Triwitono siap digunakan untuk kebutuhan perkuliahan dan riset.
Dengan kapasitas 30 orang, serta dilengkapi pendingin udara dan papan tulis, kapal itu dapat dijadikan sebagai ruang kuliah alternatif bagi mahasiswa. Ia berharap, mahasiswa akan tertarik belajar di kapal tersebut sambil mengitari danau UI.
Ia juga bercita-cita, nantinya UI dapat memproduksi kapal laut yang dapat dimanfaatkan mahasiswa untuk belajar dan berlayar di laut Indonesia.
Kepedulian terhadap Nelayan
Hadi membuat kapal pelat datar didorong kepedulian terhadap nasib nelayan tradisional. Pada Agustus 2012, kapal nelayan pelat datar produksinya telah dimanfaatkan membantu kerja nelayan Mirasa Sejati di Desa Limbangan, Balongan, Indramayu. Dosen Teknik Perkapalan, Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik itu berkeinginan membuat satu terobosan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang hidup di pulau atau pesisir.
Dia berpendapat, perguruan tinggi harus berinisiatif membantu kebutuhan masyarakat pesisir. Dalam hal ini, ia berharap UI dapat menjadi inisiator dalam bidang pelayaran rakyat.
Pelayaran yang baik, Hadi berpendapat, dapat menyatukan pulau-pulau. Meskipun terlihat sebagai sesuatu yang kecil, sesungguhnya berdampak besar terhadap pergerakan ekonomi di Indonesia sebagai negara kepulauan.
Saat ini, transportasi di pulau-pulau di Indonesia masih minim. Akses transportasi yang sulit sering kali membuat warga di kepulauan tidak dapat menjangkau berbagai komoditas. Sulitnya aksesibilitas juga menyebabkan harga-harga kebutuhan mahal. Ke depan, dia berharap kapal rancangannya mampu mengatasi masalah di bidang pelayaran rakyat dan memacu perkembangan pulau-pulau.
Pengganti Kapal Kayu Tradisional
Kapal yang mendominasi pelayaran rakyat saat ini adalah kapal tradisional dari kayu. Hadi berpendapat kapal kayu tidak bisa lagi terlalu diandalkan. Jumlah kayu secara signifikan semakin langka, ditambah kesulitan dalam pembuatan dan perbaikan jika kapal rusak. Kenyataan itulah yang kemudian membuat Hadi berinisiatif membuat kapal pelat datar dari baja.
Kapal tersebut dibuat dari lempengan-lempengan pelat baja datar. Bahan dasar kapal pelat datar, menurut Hadi, mudah didapat. Proses pembuatannya juga mudah, tidak memerlukan waktu lama. Biayanya pun terjangkau. Kapal pelat datar ini juga dapat didaur ulang. (ui.ac.id)
Editor : Sotyati
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...