Ukraina Belum Siap Berkompromi dengan Rusia
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Ukraina belum siap untuk berkompromi dengan Rusia dan menyerahkan wilayah mana pun untuk mengakhiri perang, kata seorang pejabat senior Ukraina pada hari Selasa (2/7) ketika ditanya tentang pernyataan calon presiden Amerika Serikat, Donald Trump, bahwa ia dapat segera mengakhiri konflik.
Kepala staf Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Andriy Yermak, mengatakan kepada wartawan saat berkunjung ke Washington bahwa Kiev akan mendengarkan saran apa pun tentang cara mencapai “perdamaian yang adil” dalam perang tersebut. Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022.
“Tetapi kami (belum) siap untuk berkompromi demi hal-hal dan nilai-nilai yang sangat penting… kemerdekaan, kebebasan, demokrasi, integritas wilayah, kedaulatan,” katanya.
Kunjungan Yermak terjadi menjelang KTT NATO pekan depan di ibu kota AS, di mana Ukraina diperkirakan akan menjadi topik utama diskusi.
Trump, calon dari Partai Republik yang menantang Presiden Joe Biden, mengatakan dalam debat antara keduanya pekan lalu bahwa jika dia terpilih kembali pada bulan November, dia akan segera menyelesaikan perang di Ukraina sebelum menjabat pada bulan Januari.
Dia belum memberikan rincian bagaimana dia akan melakukan hal tersebut, namun Reuters melaporkan pekan lalu bahwa dua penasihat utama Trump telah memberinya sebuah rencana yang akan mencakup ancaman untuk memotong bantuan AS jika Kiev tidak melakukan negosiasi dengan Moskow.
Namun Trump mengatakan dalam debat tersebut bahwa dia tidak menerima persyaratan Presiden Rusia, Vladimir Putin. Putin mengatakan Rusia akan mengakhiri perang jika Kiev setuju untuk menyerahkan empat wilayah di timur dan selatan negara yang diklaim oleh Moskow.
Ketika ditanya bagaimana Ukraina menilai Trump akan menangani perang tersebut, Yermak berkata: “Jawaban yang jujur: Saya tidak tahu. Mari kita lihat."
Ukraina akan melobi pemerintahan baru AS untuk terus memberikan dukungan, katanya, seraya menambahkan bahwa Ukraina telah menerima dukungan bipartisan di Washington dan jajak pendapat menunjukkan sebagian besar warga Amerika masih mendukung Ukraina setelah dua tahun perang.
“Ini akan menjadi…keputusan rakyat Amerika. Kami akan menghormati pilihan ini,” kata Yermak mengenai pemilihan presiden pada 5 November.
Amerika Serikat telah memberi Ukraina bantuan militer senilai lebih dari US$50 miliar sejak tahun 2022. Menteri Pertahanan Lloyd Austin mengatakan pada hari Selasa (2/7) bahwa AS akan segera mengumumkan bantuan keamanan baru senilai lebih dari US$2,3 miliar untuk Ukraina. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Lebanon Usir Pulang 70 Perwira dan Tentara ke Suriah
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM-Lebanon mengusir sekitar 70 perwira dan tentara Suriah pada hari Sabtu (27/1...