Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 13:33 WIB | Selasa, 23 Januari 2024

Ukraina Berencana Tawarkan Kewarganegaraan bagi Relawan Asing

Rusia tuduh Ukraina serang terminal gas.
Petugas pemadam kebakaran bekerja untuk memadamkan api di terminal Novatek di pelabuhan Ust-Luga, Rusia, 21 Januari 2024 akibat serangan yang diduga oleh Ukraina. (Reuters)

KIEV, SATUHARAPAN.COM-Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, pada hari Senin (22/1) mengumumkan rancangan undang-undang yang dapat membuka jalan bagi orang asing yang berperang melawan Rusia di negaranya untuk menerima kewarganegaraan Ukraina.

Ribuan orang asing bergegas pada awal invasi Rusia ke Ukraina untuk membantu menangkis pasukan Moskow yang mencoba merebut kendali negara tersebut dan menggulingkan kepemimpinan Ukraina.

“Relawan asing yang mengangkat senjata untuk membela Ukraina, semua yang memperjuangkan kebebasan Ukraina seolah-olah Ukraina adalah tanah air mereka. Dan Ukraina akan menjadi seperti itu bagi mereka,” kata Zelenskyy dalam sebuah postingan di media sosial.

Dia mengumumkan usulan undang-undang baru yang secara resmi memungkinkan warga Ukraina memperoleh kewarganegaraan ganda, kecuali Rusia.

Zelensky juga mengatakan dia telah menandatangani dekrit bertajuk “Di wilayah Federasi Rusia yang secara historis dihuni oleh orang Ukraina,” tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Dia mengatakan tujuan dari dokumen tersebut adalah untuk mendorong “pemulihan kebenaran tentang sejarah masa lalu demi masa depan Ukraina.”

Selain menerima beragam senjata yang dipasok Barat, Kiev juga menyaksikan ribuan warga dari berbagai negara bertempur bersama pasukannya di garis depan.

Di antara mereka, unit yang terdiri dari orang Belarusia dan Rusia juga ikut serta dalam pertempuran. Kedua negara tersebut dianggap sebagai “negara agresor” oleh Kiev, karena pasukan Rusia juga menyerang Ukraina dari wilayah Belarusia.

Rusia Tuduh Ukraina Serang Terminal Gas

Sementara itu, Kremlin pada hari Senin menyalahkan Ukraina atas serangan yang memicu kebakaran di terminal gas di pelabuhan Ust-Luga di Baltik selama akhir pekan.

Sebuah fasilitas gas milik Novatek, eksportir gas alam cair (LNG) terbesar Rusia, dibakar pada hari Minggu (21/1) di kota pelabuhan barat, dekat perbatasan Rusia dengan Estonia.

“Rezim Kiev terus menunjukkan wajah buruknya. Mereka menyerang infrastruktur sipil,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan pada hari Senin (22/1) ketika ditanya tentang insiden tersebut.

Terminal gas berjarak lebih dari 850 kilometer (530 mil) dari Ukraina. Kebakaran tersebut merupakan yang terbaru dari serangkaian serangan Ukraina terhadap fasilitas energi Rusia. Pekan lalu Kiev mengaku bertanggung jawab atas dua serangan lainnya, termasuk satu serangan di wilayah Leningrad yang sama dimana Ust-Luga berada.

Baik Rusia maupun Ukraina menggunakan drone bermuatan bahan peledak untuk mencoba menyerang sasaran yang jauh di belakang garis depan, dan angkatan bersenjata kedua belah pihak secara teratur mengklaim telah menembak jatuh perangkat musuh di wilayah mereka.

“Kementerian pertahanan dan sumber daya pertahanan udara mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk melindungi dari serangan semacam itu,” kata Peskov kepada wartawan dalam panggilan singkat pada hari Senin (22/1).

Pihak berwenang setempat mengatakan tidak ada korban jiwa akibat kebakaran yang terjadi Minggu pagi itu, dan seluruh personel telah dievakuasi. (AFP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home