Ukraina Desak Mongolia Tangkap Putin Berdasarkan Surat Perintah ICC
Rusia serang kota Kharkiv, Ukraina, enam tewas.
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Ukraina mendesak Mongolia pada hari Jumat (30/8) untuk menangkap Presiden Rusia, Vladimir Putin, berdasarkan surat perintah Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) saat ia berkunjung pada tanggal 3 September, tetapi Kremlin mengatakan tidak khawatir dengan perjalanan tersebut.
ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan pada bulan Maret tahun lalu terhadap Putin, menuduhnya melakukan kejahatan perang dengan mendeportasi ratusan anak secara ilegal dari Ukraina. Kremlin telah menolak tuduhan tersebut, dengan mengatakan bahwa tuduhan tersebut bermotif politik.
Surat perintah tersebut mewajibkan 124 negara anggota pengadilan, termasuk Mongolia, untuk menangkap Putin dan memindahkannya ke Den Haag untuk diadili jika ia menginjakkan kaki di wilayah mereka.
“Kami menyerukan kepada otoritas Mongolia untuk mematuhi surat perintah penangkapan internasional wajib dan memindahkan Putin ke Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) di Den Haag,” kata Kementerian Luar Negeri Ukraina di Telegram.
Ketika ditanya sebelumnya pada hari Jumat (30/8) apakah Moskow khawatir bahwa Mongolia adalah anggota ICC, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan kepada wartawan: "Tidak, tidak perlu khawatir tentang hal ini. Kami memiliki dialog yang hebat dengan teman-teman kami dari Mongolia."
Ketika ditanya apakah telah ada diskusi dengan otoritas Mongolia tentang surat perintah ICC, Peskov mengatakan: "Jelas kunjungan tersebut, semua aspek kunjungan telah dibahas secara menyeluruh."
Serangan Rusia ke Ukraina
Serangan Rusia pada hari Jumat menewaskan sedikitnya enam orang di kota Kharkiv di Ukraina timur, termasuk seorang gadis muda di taman bermain, kata wali kota kota tersebut.
Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina, terletak sekitar 40 kilometer (25 mil) dari perbatasan Rusia dan telah dibom terus-menerus oleh pasukan Rusia sejak mereka melancarkan invasi pada Februari 2022.
"Di distrik Nemyshlyansky, serangan membunuh seorang anak tepat di taman bermain. Seorang gadis. Setidaknya tiga orang lainnya di daerah itu terluka," tulis Wali Kota Igor Terekhov di media sosial.
Ia mengatakan sedikitnya tiga orang lainnya tewas akibat serangan di gedung tinggi di distrik Industrialny di kota itu.
Seorang wartawan AFP di kota itu melaporkan mendengar ledakan keras di distrik Nemyshlyansky.
Gubernur wilayah itu, Oleg Synegubov, mengatakan sedikitnya 28 orang terluka dalam serangan itu dan petugas medis telah datang ke lokasi kejadian.
Gambar yang belum diverifikasi yang beredar di media sosial menunjukkan gumpalan besar asap abu-abu mengepul dari sebuah bangunan tempat tinggal era Uni Soviet dan kobaran api membakar lantai atas. (Reuters/AFP)
Editor : Sabar Subekti
Kamala Harris Akui Kekalahan Dalam Pilpres AS, Tetapi Berjan...
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Wakil Presiden Amerika Serikat, Kamala Harris, menyampaikan pidato pe...