Ukraina: Iran Terus Menunda Penyelidikan Penembakan Pesawat
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Ukraina menuduh Iran sedang menunda penyelidikan jatuhnya pesawat Ukraina di Teheran pada bulan Januari dengan tidak berbagi informasi dan tidak menanggapi permintaan kerja sama.
Iran juga telah menolak seruan Kiev untuk hukuman seumur hidup bagi mereka yang bertanggung jawab, kata Wakil Jaksa Agung Ukraina, Gyunduz Mamedov, kepada Reuters pada hari Kamis (12/11), dalam komentar tertulis menjelang putaran ketiga pembicaraan tentang kecelakaan itu bulan depan.
Pengawal Revolusi Iran mengatakan mereka menembak jatuh pesawat Ukraine International Airlines Penerbangan PS752 secara tidak sengaja pada 8 Januari, salah mengira itu sebagai rudal pada saat ketegangan dengan Amerika Serikat tinggi. Pihak Washington telah membunuh komandan Pengawal Revolusi, Qassem Soleimani, lima hari sebelumnya dengan serangan pesawat tak berawak di Irak.
Banyak dari 176 orang yang tewas dalam kecelakaan itu adalah warga negara atau penduduk tetap Kanada.
Pejabat Iran, yang tidak dapat dihubungi pada hari Jumat yang merupakan akhir pekan di Iran. Sebelumnya Iran beralasan penundaan penyelidikan karena masalah teknis serta efek pandemi virus corona.
Kejahatan Sangat Serius
"Penilaian hukum awal kami atas tragedi itu adalah kejahatan yang sangat serius, di mana pembunuhan 176 warga sipil terjadi dengan menggunakan peralatan militer," kata Mamedov.
“Hukuman maksimalnya adalah penjara seumur hidup, santunan kepada korban dan kepada maskapai penerbangan atas pesawat yang hancur. Posisi kami ini tidak dapat diterima untuk Iran, tetapi mereka tidak melakukan apa pun untuk memberi kami detail dan fakta untuk klasifikasi kejahatan yang berbeda."
Mamedov mengatakan Ukraina akan mengejar "jalur paralel" jika tuntutannya tidak dipenuhi, tanpa menjelaskan apa artinya.
Dia mengatakan Iran belum menanggapi permintaan untuk tindakan investigasi bersama atau izin untuk menghubungi jaksa militer Iran secara langsung.
Panel pemerintah di badan penerbangan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mendesak Iran pekan lalu untuk mempercepat penyelidikannya, sementara seorang pejabat Iran mengatakan laporan akhir tentang kecelakaan itu akan segera diedarkan.
Mamedov mengatakan dia ingin melihat hasil pada putaran pembicaraan berikutnya pada 3 Desember.
"Kami belum memiliki posisi terdokumentasi resmi dari Iran," katanya. “Mereka tidak mengatakan 'tidak', tetapi tidak 'ya' yang membawa perkembangan.” (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...