Ukraina Minta KTT G20 Bahan Deportasi Paksa Puluhan Ribu Anak oleh Rusia
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Ukraina telah mengumpulkan ribuan laporan tentang anak-anaknya yang dideportasi ke Rusia dan ingin penderitaan mereka dibahas pada pertemuan puncak (KTT) Kelompok 20 (G20) ekonomi utama, kata kepala staf Presiden Volodymyr Zelenskyy seperti dikutip pada Selasa (8/11).
"Federasi Rusia terus melakukan kejahatannya sehubungan dengan anak-anak Ukraina," kata kantor Zelenskyy mengutip Andriy Yermak pada pertemuan yang dipimpinnya dari sekelompok pejabat yang bertanggung jawab atas perlindungan anak. "Penghapusan anak-anak terus berlanjut."
Utusan Amerika Serikat untuk PBB mengatakan pada awal September bahwa lebih dari 1.800 anak-anak dipindahkan dari wilayah Ukraina yang dikuasai Rusia, ke Rusia, pada bulan Juli saja. Ukraina ingin deportasi semacam itu diselidiki sebagai kejahatan perang.
Pernyataan kantor Zelenskiy mengatakan Biro Informasi Nasional menunjukkan 10.500 anak telah dideportasi atau dipindahkan secara paksa. Menteri Ukraina yang bertanggung jawab untuk mengintegrasikan kembali wilayah yang diduduki Rusia mencatat pada pertemuan itu bahwa hanya 96 anak yang telah dikembalikan.
Yermak dikutip mengatakan Ukraina dapat mengandalkan bantuan PBB, tetapi dia menyatakan kembali kurangnya kepercayaan Ukraina pada Komite Palang Merah Internasional untuk membantu.
“Sayangnya, karena posisi organisasi internasional yang sangat pasif, khususnya ICRC, hari ini kami tidak dapat menentukan jumlah pasti, berapa banyak, dan di mana anak-anak kami berada,” katanya.
Yermak mengatakan diskusi tentang kembalinya anak-anak harus dimulai pada KTT G20 pada 15-16 November di Indonesia, yang diperkirakan akan dihadiri Zelenskyy, namun kemungkinan besar dari jarak jauh.
Yermak merujuk pada pertemuan tersebut ke Children of War, sebuah portal tempat negara mengumpulkan laporan tentang dampak perang.
Portal itu pada hari Selasa menunjukkan 430 anak telah tewas, 827 terluka, 260 menghilang, 7.343 ditemukan, 10.570 dideportasi dan 96 kembali sejak 24 Februari, tanggal Rusia menginvasi tetangganya.
“Kita benar-benar perlu menarik perhatian dunia atas apa yang terjadi, karena ini adalah genosida mutlak terhadap Ukraina, anak-anak Ukraina, negara kita,” katanya.
Rusia telah mengatakan di masa lalu bahwa mereka menawarkan bantuan kemanusiaan kepada mereka yang ingin melarikan diri dari Ukraina secara sukarela. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Jakbar Tanam Ribuan Tanaman Hias di Srengseng
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta Barat menanam sebanyak 4.700...