Ukraina: Pasukan Rusia Bertahan dengan Tanam Banyak Ranjau
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Pasukan Rusia tidak membuat kemajuan di sepanjang garis depan pertempuran, tetapi bertahandi daerah berranjau berat yang mereka kuasai, sehingga menyulitkan pasukan Ukraina untuk bergerak ke timur dan selatan, kata pejabat Ukraina pada hari Rabu (2/8).
Akun Rusia tentang pertempuran di garis depan mengatakan 12 serangan Ukraina telah dipukul mundur di wilayah Donetsk, titik fokus kemajuan Rusia selama berbulan-bulan.
Sebagian besar aktivitas militer Rusia berfokus pada serangan udara yang merusak infrastruktur ekspor biji-bijian di pelabuhan Izmail di Danube, Ukraina. Kementerian Pertahanan Rusia juga mengatakan pasukannya telah menghancurkan drone angkatan laut Ukraina yang mencoba menyerang kapal perang Rusia yang mengawal kapal sipil di Laut Hitam.
Pasukan Ukraina melancarkan serangan pada bulan Juni untuk merebut kembali daerah-daerah yang diduduki dan telah menekan ke selatan menuju Laut Azov untuk memutuskan jembatan darat antara Ukraina timur yang diduduki dan semenanjung Krimea yang dicaplok Rusia.
Kiev juga mengatakan telah merebut kembali daerah dekat Bakhmut, kota timur yang direbut oleh pasukan Rusia pada Mei setelah pertempuran berbulan-bulan.
Wakil Menteri Pertahanan Ukraina, Hanna Maliar, mengatakan pasukan Rusia telah “mencoba dengan gigih untuk menghentikan gerak maju kami di sektor Bakhmut. Tanpa keberhasilan."
Pasukan Rusia, tulisnya di aplikasi perpesanan Telegram, memperkuat cadangan dan peralatan di tiga wilayah lebih jauh ke utara, di mana pertempuran sengit juga dilaporkan terjadi dalam beberapa pekan terakhir.
Oleksiy Danilov, Sekretaris Dewan Keamanan Ukraina, mengatakan pasukan Rusia memiliki banyak waktu selama berbulan-bulan pendudukan untuk mempersiapkan pertahanan dan meletakkan ladang ranjau yang luas.
“Musuh telah mempersiapkan dengan sangat matang untuk peristiwa ini,” katanya kepada televisi nasional. “Jumlah ranjau di wilayah yang telah direbut kembali oleh pasukan kita benar-benar gila. Rata-rata, ada tiga, empat, lima ranjau per meter persegi.”
Danilov menegaskan kembali pernyataan Presiden Volodymyr Zeleskyy bahwa kemajuan, meski lebih lambat dari yang diharapkan, tidak dapat dilarikan karena nyawa manusia dipertaruhkan.
“Tidak ada yang bisa menetapkan tenggat waktu untuk kami, kecuali diri kami sendiri... tidak ada jadwal tetap,” katanya. “Saya tidak pernah menggunakan istilah serangan balik. Ada operasi militer dan itu rumit dan sulit dan bergantung pada banyak faktor.”
Menteri Pertahanan Rusia, dalam keterangannya tentang pertempuran itu, mengatakan pasukan Ukraina telah melakukan upaya yang gagal untuk maju di beberapa sektor di bagian selatan dan utara wilayah Donetsk.
Ia juga mengatakan pasukan Rusia telah melancarkan serangan ke kota-kota di sekitar Bakhmut, termasuk Kurdyumovka di pinggiran selatan kota dan Chasiv Yar, kota besar pertama di barat. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
AS Memveto Resolusi PBB Yang Menuntut Gencatan Senjata di Ga...
PBB, SATUHARAPAN.COM-Amerika Serikat pada hari Rabu (20/11) memveto resolusi Dewan Keamanan PBB (Per...