Ukraina: Pasukan Rusia Kubur Ribuan Warga Sipil di Kuburan Massal
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Dewan kota Mariupol melaporkan bahwa pasukan Rusia mengubur antara 3.000 dan 9.000 warga sipil Ukraina di kuburan massal di desa Mangush dekat Mariupol. Wali kota kota pelabuhan yang terkepung itu mengatakan Rusia menutupi "kejahatan militer."
“Di Desa Mangush, penjajah bisa mengubur antara 3.000 hingga 9.000 warga Mariupol. Hal ini ditunjukkan dengan perbandingan dengan foto satelit pemakaman di Bucha, di mana 70 orang ditemukan (setelah kuburan massal) digali dan diisi dengan mayat setiap hari sepanjang April. Sumber kami mengatakan bahwa di kuburan seperti itu, mayat ditempatkan di beberapa lapisan,” kata dewan itu menurut kantor berita Ukrinform yang dikelola negara.
Walikota Mariupol, Vadym Boychenko, mengatakan bahwa Rusia menguburkan ratusan warga sipil di luar Mariupol, menuduh pasukan Moskow "menyembunyikan jejak kejahatan mereka dan menggunakan kuburan massal sebagai salah satu instrumen untuk itu."
“Mereka membawa mayat warga Mariupol yang tewas dengan truk dan membuangnya ke parit itu. Mereka menyembunyikan kejahatan militer mereka,” katanya.
Maxar Technologies, yang mengumpulkan dan menerbitkan citra satelit Ukraina, pada hari Selasa menerbitkan gambar dan analisis yang mengatakan itu menunjukkan bukti kuburan massal baru di lokasi yang diidentifikasi oleh pejabat Ukraina.
“Menurut laporan media baru-baru ini, tentara Rusia telah membawa mayat orang-orang yang terbunuh di Mariupol ke lokasi ini,” kata Maxar dalam analisisnya.
“Tinjauan citra satelit kami dari pertengahan Maret hingga pertengahan April menunjukkan bahwa perluasan kuburan baru dimulai antara 23-26 Maret 2022, dan terus berkembang selama beberapa minggu terakhir. Makam-makam itu disejajarkan dalam empat bagian baris linier (berukuran sekitar 85 meter per bagian) dan berisi lebih dari 200 kuburan baru.”
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...