Ukraina Serang Depot Minyak Rusia, Terjadi Kebakaran Besar
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Sebuah pesawat tak berawak Ukraina menyerang depot penyimpanan minyak di Rusia barat pada hari Jumat (19/1), menyebabkan kebakaran besar, kata para pejabat, ketika pasukan Kiev tampaknya memperluas serangan mereka di tanah Rusia menjelang peringatan dua tahun perang tersebut.
Empat reservoir minyak dengan total kapasitas 6.000 meter kubik (1,6 juta galon) terbakar ketika drone mencapai Klintsy, sebuah kota berpenduduk sekitar 70.000 orang yang terletak sekitar 60 kilometer (40 mil) dari perbatasan Ukraina, menurut gubernur setempat dan kantor berita negara TASS.
Serangan tersebut rupanya merupakan upaya terbaru yang dilakukan Ukraina untuk membuat bingung warga Rusia dan melemahkan pernyataan Presiden Vladimir Putin bahwa kehidupan di Rusia berjalan normal sebelum pemilihan presiden tanggal 17 Maret.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy telah berjanji untuk mencapai lebih banyak sasaran di wilayah perbatasan Rusia tahun ini. Pertahanan udara Rusia terkonsentrasi di wilayah-wilayah pendudukan Ukraina, kata para pejabat Kiev, sehingga menjadikan sasaran-sasaran yang lebih jauh di dalam wilayah Rusia menjadi lebih rentan karena pasukan Ukraina mengembangkan drone jarak jauh.
Kota Belgorod di Rusia, juga dekat perbatasan Ukraina, membatalkan perayaan tradisional Epiphany Gereja Ortodoks pada hari Jumat (19/1) karena ancaman serangan pesawat tak berawak Ukraina. Ini adalah pertama kalinya acara publik besar dibatalkan di Rusia karena ancaman drone.
Serangan ke Pabrik Mesiu
Media nasional Ukraina, mengutip seorang pejabat di Badan Intelijen Ukraina, mengatakan drone Ukraina pada hari Jumat (19/1) juga menyerang pabrik mesiu di Tambov, sekitar 600 kilometer (370 mil) selatan Moskow.
Namun Gubernur Tambov Maxim Yegorov mengatakan pabrik tersebut berfungsi normal, menurut outlet berita Rusia RBC. Outlet berita Mash sebelumnya melaporkan bahwa sebuah drone Ukraina jatuh di lokasi pabrik pada hari Kamis (18/1) tetapi tidak menyebabkan kerusakan.
Dalam serangan lain yang sesuai dengan pola tersebut, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan sebuah pesawat tak berawak Ukraina jatuh di pinggiran St. Petersburg pada hari Kamis.
Puing-puing drone jatuh di lokasi Terminal Minyak St. Petersburg di tepi selatan kota, menurut Vladimir Rogov, yang bertanggung jawab atas koordinasi wilayah Ukraina yang dianeksasi Rusia. Mikhail Skigin, salah satu pemilik terminal, membenarkan bahwa drone tersebut menargetkan terminal.
Petersburg, kota terbesar kedua di Rusia, terletak sekitar 900 kilometer (560 mil) di utara perbatasan dengan Ukraina.
Di Klintsy, pertahanan udara secara elektronik memacetkan drone tersebut namun drone tersebut menjatuhkan muatan peledaknya ke fasilitas tersebut, kata Gubernur regional Bryansk Alexander Bogomaz. Tidak ada korban jiwa, tambahnya.
Saluran telegram Rusia membagikan video yang mereka katakan sebagai kebakaran di depo, yang menimbulkan asap hitam tebal ke udara.
Api sulit dipadamkan dan memerlukan peralatan khusus, kata Bogomaz, seraya menambahkan bahwa 32 orang telah dievakuasi dari rumah mereka di dekat depo.
Depo yang sama juga pernah diserang oleh drone Ukraina pada bulan Mei tahun lalu, namun kerusakan yang ditimbulkan tampaknya tidak terlalu signifikan.
Sementara itu, penembakan Rusia di wilayah Kharkiv di timur laut Ukraina menewaskan seorang wanita berusia 57 tahun dan sebuah ranjau darat di sana menewaskan seorang pria, kantor kepresidenan Ukraina melaporkan pada hari Jumat. (AP)
Editor : Sabar Subekti
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...