Ukraina Serukan Agar Rusia Dikeluarkan dari Dewan Keamanan PBB
PBB, SATUHARAPAN.COM-Ukraina berencana menyerukan agar Rusia dicopot sebagai anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (DK PBB) pada hari Senin (26/12), kata Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba.
“Besok kami akan secara resmi menyatakan posisi kami. Kami memiliki pertanyaan yang sangat sederhana: Apakah Rusia memiliki hak untuk tetap menjadi anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan berada di Perserikatan Bangsa-bangsa?” katanya, berbicara pada hari Minggu (25/12) malam selama acara televisi nasional.
"Kami memiliki jawaban yang meyakinkan dan masuk akal: tidak, tidak."
Kuleba mengatakan pertanyaan tentang kursi tetap Rusia yang memegang hak veto di Dewan Keamanan PBB, yang juga dipegang oleh Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan China, sudah dibahas di kalangan diplomasi.
“Masalah-masalah ini belum dibahas pada konferensi pers dan dalam pernyataan publik oleh para pemimpin negara dan pemerintah, tetapi pada tingkat yang lebih rendah, orang-orang sudah mengajukan pertanyaan, seperti apa Rusia seharusnya agar tidak menimbulkan ancaman bagi perdamaian dan keamanan,” katanya.
Dewan Keamanan PBB yang kuat terdiri dari 15 anggota yang bertugas mengatasi krisis global dengan memberlakukan sanksi, mengesahkan tindakan militer, dan menyetujui perubahan piagam PBB.
Tapi lima anggota permanen, yang semuanya memiliki hak veto yang dapat memblokir resolusi apa pun, mencerminkan dinamika kekuatan di akhir Perang Dunia II.
Negara-negara telah lama memohon reformasi Dewan Keamanan, dengan beberapa mengkritik kurangnya perwakilan dalam hal kursi permanen untuk negara-negara Afrika dan Amerika Latin.
Badan tersebut juga dapat dibuat impoten oleh satu anggota pemegang hak veto, seperti yang ditunjukkan pada bulan Februari ketika para diplomat terus membaca pernyataan yang telah ditulis sebelumnya saat Rusia mulai membombardir Ukraina.
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, pada bulan September mengatakan bahwa dia mendukung perluasan Dewan Keamanan dan agar Dewan Keamanan “menjadi lebih inklusif”, seruan yang jarang terjadi dari Washington, mengingat negara itu terkenal melalui Dewan untuk menyerang Irak selama pemerintahan George W. Bush.
Sejak invasi Rusia ke Ukraina, kekuatan Barat telah mempelajari aturan prosedural PBB untuk memastikan Rusia tidak menghalangi pertemuan Dewan Keamanan. Mereka telah beralih ke badan PBB lainnya, Majelis Umum beranggotakan 193 orang, untuk meminta kecaman atas tindakan Kremlin. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...