UKSW Cetak Generasi Bertanggung Jawab
SALATIGA, SATUHARAPAN.COM – Menghadapi tantangan lingkungan yang saat ini tengah berlangsung dan disebut sebagai era Industri 4.0., Rektor Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Neil Samuel Rupidara SE MSc PhD, menyampaikan beberapa pesan khusus kepada lulusan UKSW yang diwisuda di Balairung Universitas, 23 Februari lalu.
Pesan Rektor yang disampaikan dalam Upacara Wisuda Periode III Tahun Akademik 2018/2019 ini antara lain agar lulusan dapat berkontribusi lebih kepada masyarakat, serta tidak melupakan almamaternya ke depan setelah sukses. Neil menyebutkan, kampus tak ubahnya berperan sebagai ibu yang menyusui dan membesarkan anaknya. Atas itu, ia berharap seluruh anak didiknya yang telah lulus dapat terus tumbuh berkembang serta tidak lupa meningkatkan kualitas diri dengan belajar terus menerus.
“Selain itu UKSW juga memiliki karakteristik institusional antara lain oikumenis, nasionalis, dan mengemban nilai-nilai universal. Sebagai penerapan nilai universal, UKSW berupaya juga untuk menghasilkan lulusan yang berkesadaran dan bertanggung jawab merawat kehidupan dalam bangsa ini. Tanggung jawab ini tidak mudah tetapi harus kita upayakan terus-menerus,” katanya, seperti dilansir situs web uksw.edu.
Menurut Neil, selain tugas utama mencetak generasi terdidik, universitas dalam hal ini UKSW juga turut bertanggung jawab dalam membentuk sikap dan watak warga negara yang baik serta memiliki tanggung jawab. Salah satu contoh adalah dalam menyikapi masalah lingkungan, termasuk sampah plastik yang menyebabkan berbagai bencana. Hendaknya para alumni UKSW turut berperan mencari solusi.
Rehuel Christian dan Penelitian Daun Kelor
Di antara 548 lulusan yang diwisuda saat itu, terdapat sejumlah lulusan yang topik penelitian skripsinya mengenai kajian lokal yang memiliki dampak untuk masyarakat. Salah satunya adalah Rehuel Christian lulusan Program Studi Gizi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK).
Melalui hasil penelitiannya yang berjudul “Daun Kelor sebagai Sumber Isoflavon Alternatif bagi Perempuan Post Menopause”, ia memanfaatkan daun kelor sebagai bahan pangan lokal untuk mengatasi penyakit osteoporosis pada perempuan pasca-menopause.
Daun kelor, yang bernama ilmiah Moringa oleifera L., ia menjelaskan, mengandung isoflavon dan kalsium tinggi yang dapat membantu mengatasi penyakit osteoporosis pada perempuan pasca-menopause. Menurutnya selama ini terapi hormon dianggap memiliki banyak efek samping. Diet tinggi isoflavon menjadi alternatif untuk membantu perempuan pasca-menopause.
“Penelitian ini bertujuan untuk mencari alternatif bahan pangan lokal khususnya bagi perempuan pascamenopause. Penelitian yang saya lakukan di Panti Wreda Mandiri Salib Putih Salatiga menunjukkan tingginya gejala penyakit osteoporosis. Saya berharap penelitian ini memberi dampak bagi masyarakat luas, misalnya panti werda dapat menjadi pihak yang membantu manajemen nutrisi perempuan pasca-menopause dengan cara menjadikan daun kelor sebagai bagian dari susunan menu harian,” katanya.
Lulusan dengan IPK Tertinggi
Selain Rehuel, dalam wisuda kali ini juga turut diwisuda sejumlah lulusan dengan Indeks Prestasi Kumulatif tertinggi. Untuk strata 1 diraih oleh Maria Regita Dyah Puspita SKom (4.00) dari Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi.
Peraih IPK tertinggi strata 2 adalah Mernon Yerlinda Carlista Mage MSi (3.96) dan Charla Wattimury MSi (3.96) keduanya dari program Studi Magister Sains Psikologi, Fakultas Psikologi. Adapun untuk strata 3 IPK tertinggi diraih Dr RA Marlien (3.94) dari Program Studi Doktor Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB).
Selain winisuda dan keluarga, upacara wisuda kali ini dihadiri oleh senator universitas, perwakilan Ikatan Alumni Satya Wacana (Ikasatya), serta sejumlah tamu undangan.
Di akhir acara, turut diserahkan tali asih bagi winisuda berprestasi.
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...