UKSW Gelar Kuliah Internasional Lintas Negara
SALATIGA, SATUHARAPAN.COM – Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) melalui Pusat Studi Centre for Sustainable Development Studies (CSDS) Fakultas Interdisiplin, kembali menggelar kegiatan bertajuk “The International Participatory Training on Human Origins Heritage Volume 2.0.” Program kolaborasi dengan Museum National D’Histoire Naturelle (MNHN) Prancis ini berlangsung selama dua pekan mulai Senin (13/5) hingga Sabtu (25/5).
Koordinator kegiatan, Titi S Prabawa PhD, menyebut kegiatan ini merupakan forum diskusi terkait dengan proyek penelitian warisan sejarah manusia di Sangiran, Jawa Tengah. Kegiatan yang kedua kali diselenggarakan ini melibatkan 25 mahasiswa dari berbagai latar belakang, baik secara ilmu maupun asal negara.
“Peserta kegiatan adalah mahasiswa S1 dan S2 dari sejumlah negara, yakni 13 mahasiswa UKSW, satu mahasiswa Universitas Indonesia, satu Timor Leste, tujuh Prancis, satu Spanyol, dan satu Kamboja. Mereka berasal dari latar belakang ilmu Arkeologi, Komunikasi, Hubungan Internasional, Pertanian, Biologi, Pariwisata, Kimia, Sosiologi Agama, Studi Pembangunan, Sejarah serta Asian studies,” Titi menjelaskan.
Ia menambahkan, kegiatan itu dilaksanakan guna membuka wawasan mahasiswa mengenai topik-topik yang beririsan untuk kepentingan, riset, konservasi, dan pembangunan. Lainnya, kegiatan ini juga diharapkan dapat membuka peluang interaksi internasional dan antarbudaya bagi mahasiswa, serta membuka wawasan tentang proses eksplorasi keilmuan yang sifatnya partisipatoris.
“Kami juga ingin membangun kesadaran mahasiswa mengenai tantangan dari sisi alam maupun budaya dalam kajian maupun praktik konservasi warisan, yang mungkin akan mereka temui dalam karier mereka. Pengalaman bertemu dengan berbagai komunitas di lokasi warisan budaya dunia serta bekerja dengan basis proyek juga menjadi hal yang ingin kami tekankan melalui kegiatan ini,” kata Titi.
Sementara itu, kegiatan yang didukung oleh Alliance Sorbonne Université, Prancis ini menghadirkan sejumlah pemateri baik dari MNHN, Sorbonne University, serta UKSW.
Terjun ke Lapangan
Guru besar MNHN Prof Dr François Sémah menuturkan kelas internasional ini dibagi dalam beberapa fase. Pertama adalah fase untuk membangun dasar pemahaman yang sama mengenai isu ilmiah dan pembangunan melalui kelas online.
Fase kedua adalah kegiatan diskusi dan pendalaman tentang berbagai topik terkait pengelolaan warisan budaya. Fase ketiga, kegiatan lapangan di Sangiran. Fase terakhir adalah presentasi mahasiswa dalam seminar.
“Saat kegiatan lapangan di Sangiran, mahasiswa dibagi dalam kelompok. Mereka akan bekerja berdasarkan topik yang telah ditentukan untuk merancang proyek bersama wakil masyarakat dari Sangiran dan siswa SMA. Hasil eksplorasi lapangan akan dipresentasikan dan dievaluasi pada seminar hasil,” kata arkeolog Prancis tersebut.
Kerja sama lintas negara ini diapresiasi positif oleh Pembantu Rektor I Bidang Akademik UKSW, Dr Iwan Setyawan. Dalam kesempatan bertemu dengan para peserta seusai Ibadah Senin di Balairung Universitas, Senin (13/5) pagi ia menyebut kegiatan ini baik untuk meningkatkan soft skill para peserta.
“Kesempatan bertemu dengan mahasiswa lintas universitas bahkan lintas negara sangat baik untuk memberikan pengalaman kuliah internasional bagi peserta. Kami berharap kesempatan ini dapat dimanfaatkan untuk bersama-sama melihat dan menemukan berbagai permasalahan di situs budaya Sangiran untuk bersama-sama dicarikan solusinya,” tutur Dr Iwan. (uksw.edu)
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...