Ukuran Kebahagiaan
SATU HARAPAN.COM - Pada September 2012 PBB mengumumkan ”Laporan Kebahagiaan Dunia”. Laporan itu untuk mengimbangi GNP (Gross National Product) yang biasa dibuat untuk mengukur tingkat kemakmuran suatu negara. Meskipun Amerika Serikat berada di urutan 11, namun daftar negara yang bahagia masih didominasi oleh negara-negara Skandinavia. Laporan PBB ini agak rancu mengingat tingkat bunuh diri sebagai simbol keputusasaan hidup justru tinggi pada negara-negara Skandinavia tersebut. Paling tidak laporan itu seakan meralat bahwa kebahagiaan tidaklah sama dengan tingkat kepemilikan materi.
Sebelumnya, pada 2005, sebuah penelitian yang dianggap lebih netral dari laporan PBB dilakukan oleh para profesor di LSE (London School of Economics). Hasilnya mencengangkan. Mereka menempatkan Bangladesh sebagai negara paling bahagia di dunia! Sulit membayangkan karena negara tersebut terkenal dengan kemiskinan dan bencana alamnya. Negara mereka sendiri yaitu Inggris pada urutan 32. Dan penilaian GNH (Gross National Happiness) ini justru telah dilakukan 30 tahun lalu oleh negara kecil bernama Bhutan untuk mengukur kemajuan negaranya.
Dosen filsafat saya dahulu pernah berkisah tentang filsuf Yunani bernama Diogenes dari Sinope yang hidup sederhana namun bermakna. Demikian terkenalnya dia hingga seorang penguasa besar bernama Aleksander Agung datang dan bertanya, ”Kekuasaan dan tanahku sangat luas. Apa yang engkau kehendaki untuk bahagia? Pilih saja berapa luas tanah yang kau inginkan atau apa saja maka akan kuberikan.” Diogenes yang sedang berjemur menjawab, ”Baiklah. Silahkan menyingkir sedikit, jangan menghalangi cahaya matahari yang menyinariku!”
Ukuran kebahagiaan ternyata datangnya tidaklah dari luar, tetapi dari dalam diri kita sendiri. Dan semoga cahaya matahari cukup membuat Anda bahagia pagi ini….
email: inspirasi@satuharapan.com
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...