Belajar Dari Dedaunan Kering
SATU HARAPAN.COM - Ketika melintasi Jl. Pajajaran Bogor pada siang hari kita akan disuguhi pemandangan bak musim gugur. Dedaunan kering yang sebelumnya menghijaukan pemandangan kini menguning, kering, dan berserakan di sepanjang jalan. Daun yang dahulu hijau segar kini menjadi sampah
Namun demikian, dedauan yang kini menjadi sampah itu pernah memberi kehidupan. Dedaunan itu pernah hijau segar sehingga pemandangan sepanjang jalan menjadi asri. Dedaunan itu pernah memasak makanan agar pohon tetap hidup dan bertumbuh. Dedaunan itu pernah mengubah karbondioksida yang menyesakkan menjadi oksigen yang menyegarkan. Dedauanan itu pernah membuat iklim mikro di sekitar Jl. Pajajaran sehingga tetap sejuk di tengah teriknya matahari. Dedaunan itu pernah memberikan tempat berteduh bagi burung-burung sehingga di tengah kota yang dipenuhi hutan beton, kicauan burung masih bisa dinikmati
Kita juga akan tua, mati, dan fisik kita kembali menjadi tanah. Sebelum semuanya menjadi bagian diri—selama masih muda, segar, dan kuat—kita bisa berkiprah, menghadirkan kehidupan bagi mereka yang tak berdaya, asa bagi mereka yang berputus asa, kasih bagi mereka yang kurang dikasihi, kedamaian di tengah konflik. Bahkan, kita bisa membangun lingkungan kita menjadi tempat yang nyaman ditinggali.
Dedaunan telah menguning,kering dan berguguran. Tetapi, dia pernah memberi kehidupan. Bahkan, sampai matinya pun dedaunan kering itu tetap memberi kehidupan—ia bisa menjadi pupuk organik yang menyuburkan. Bagaimana dengan kita?
email: inspirasi@satuharapan.com
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...