Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 09:58 WIB | Senin, 08 Juli 2013

Ulama Asal Yordania Dideportasi Inggris Karena Kasus Terorisme

Abu Qatada. (Foto: istimewa)

YORDANIA, SATUHARAPAN.COM – Seorang ulama yang disebutkan sebagai radikal, Abu Qatada, dideportasi dari Inggris ke Yordania, Minggu (7/7). Di Yordania, negaranya yang telah ditinggalkan selama 20 tahun itu, dia akan menghadapi pengadilan dengan tuduhan terorisme.

Dia meninggalkan Inggris dengan pesawat dari Northolt. Perdana Menteri Inggris, David Cameron, mengatakan bahwa pihaknya senang dengan upaya deportasi yang akhirnya bisa dilakukan.

Abu Qatada pertama kali ditangkap atas dugaan terkait kasus teror pada tahun 2001. Pihak Inggris telah berjuang untuk mendeportasi dia selama delapan tahun.

Deportasi Abu Qatada itu bisa diwujudkan setelah Inggris dan Yordanisa sepakat menandatangani perjanjian bahwa bukti yang diperoleh melalui penyiksaan tidak akan digunakan untuk mengadili dia.

Menteri Dalam Negeri Inggris, Theresa May, mengatakan dia senang bahwa tekad pemerintah untuk mengadilinya bisa dilakukan dengan cara yang dibenarkan.  "Dia orang yang berbahaya. Sekarang telah dikeluarkan dari pantai kita untuk menghadapi pengadilan di negerinya sendiri," katanya.

May, bahkan menambahkan bahwa dia ingin merampingkan proses deportasi tersebut di masa depan. "Saya sudah jelas bahwa kita perlu memahami hukum dan hak azasi manusia dan menghapus banyak hambatan untuk mendeportasi warga negara asing.”

Cameron juga mengkritik para pengacara atas kasus Abu Qatada. Mereka telah "membuat darah saya mendidih” bahwa orang yang tidak memiliki hak untuk berada di negara kita, dan menjadi ancaman bagi negara kita, tetapi butuh waktu begitu lama dan sangat sulit untuk mendeportasi dia, katanya. “Tetapi kami sudah melakukannya, dia kembali ke Yordania adalah berita yang sangat baik."

Jaminan Pengadilan Yang Fair

Abu Qatada didampingi enam orang dari Yordania dan menempuh lima jam penerbangan. Mereka yang mendampingi adalah tiga pejabat keamanan, psikolog, pemeriksa medis dan seorang pengacara Yordania. Ulama berusia 53 tahun itu ditahan di penjara Belmarsh, di London tenggara.

Abu Qatada, disebutkan langsung dibawa ke pengadilan keamanan negara. Dia menghadapi pengadilan ulang untuk dakwaan merencanakan serangan bom terhadap turis Amerika dan Israel selama perayaan milenium Yordania.

Seorang juru bicara pemerintah Yordania menegaskan bahwa proses hukum terhadap Abu Qatada telah dimulai dan menegaskan jaminan bahwa sidang akan memenuhi standar internasional.

Abu Qatada memiliki nama asli Omar Othman. Dia diberi suaka di Inggris pada tahun 1994, tetapi Dinas Keamanan melihat dia sebagai ancaman karena pandangannya yang keras.

Richard Reid, dan Zacarias Moussaoui yang dipenjara karena terlibat dalam kasus terorisme, dikatakan telah meminta nasihat agama darinya. Khotbah ulama itu juga ditemukan di sebuah flat di kota Jerman, Hamburg, dan digunakan oleh beberapa orang yang terlibat dalam kasus 9/11 (penyerangan terhadap menara kembar di New York). Dia juga bersumpah untuk melawan Inggris pada tahun 2005.

Keputusan untuk mendeportasi dia ke Yordania untuk menghadapi tuduhan perencanaan bom berlangsung selama delapan tahun, sampai Mei lalu. Lamanya proses tersebut karena Abu Qatada menuntut haknya untuk mendapatkan pengadilan yang fair di sana  dan dilindungi oleh perjanjian baru antara Yordania dan Inggris.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home