Ulama Muslim Hadiri Ibadah Gereja Katolik Paris
PARIS, SATUHARAPAN.COM - Ratusan umat Muslim ikut berkumpul dan hadir di katedral Gothic di Rouen, beberapa kilometer dari Saint-Etienne-du-Rouvray, gereja tempat pastor Jacques Hamel dibunuh oleh dua remaja penyerangnya pada hari Selasa (26/7).
Wartawan yang menghadiri misa itu menyebut jumlah umat Muslim yang hadir sekitar 100 sampai 200 orang.
"Kami sangat tersentuh," kata Uskup Agung Dominique Lebrun kepada televisi BFMTV, sebagaimana dikaporkan oleh kantor berita AP (31/7)
"Ini merupakan isyarat penting persaudaraan. Mereka telah mengatakan kepada kami, dan saya pikir mereka tulus, bahwa bukan Islam yang membunuh Jacques Hamel."
Di luar gereja, sekelompok umat Islam bertepuk tangan ketika mereka membentangkan spanduk: "Cinta untuk semua. Benci tidak ada gunanya."
Pertemuan lintas agama serupa diulang di tempat lain di Prancis, serta di negara tetangga Italia.
di katedral Motre Dame yang merupakan ikon Paris, Dalil Boubakeur, rektor Masjid Paris, mengatakan berulang kali bahwa umat Islam ingin hidup dalam damai.
"Situasi ini serius," katanya kepada BFMTV. "Waktunya telah datang untuk datang bersama-sama agar tidak dibagi."
Di Italia, sekretaris jenderal konfederasi Islam di negara itu, Abdullah Cozzolino, berbicara dari altar di kapel Treasure of St. Gennaro di sebelah katedral Naples 'Duomo. Dia mengatakan ada "kebutuhan dialog, penegasan akan nilai-nilai bersama tentang perdamaian, solidaritas, cinta, menghormati kepada satu Allah kita, yang pengasih dan penyayang."
Tiga imam juga menghadiri misa di Gereja St. Maria di kawasan Trastevere Roma. Mereka mengenakan pakaian tradisional mereka saat memasuki tempat ibadah dan duduk di barisan depan.
Mohammed ben Mohammed, anggota Persatuan Komunitas Islam di Italia, mengatakan bahwa ia dalam khotbah Jumat-nya menyerukan "untuk melaporkan siapa saja yang mungkin memiliki niat merusak masyarakat. Saya yakin bahwa ada orang-orang di antara umat beriman yang siap untuk berbicara."
"Masjid bukan tempat di mana fanatik menjadi radikal. Masjid melakukan kebalikan dari terorisme: Mereka menyebar perdamaian dan dialog," tambahnya.
Menteri Luar Negeri Paolo Gentiloni berterima kasih kepada Muslim Italia atas partisipasi mereka, dan mengatakan bahwa mereka telah "menunjukkan kepada masyarakat keberanian mereka melawan fundamentalisme."
Seperti di Prancis, Italia juga meningkatkan pengawasan masjid. Menteri Dalam Negeri Angelino Alfano mengatakan kepada Senat minggu ini bahwa pihak berwenang meneliti pembiayaan masjid dan bekerja dengan komunitas Islam untuk memastikan bahwa para imam belajar di Italia, berkhotbah di Italia dan menyadari struktur hukum Italia.
Editor : Eben E. Siadari
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...