Ulama Saudi: Larangan Wanita Mengemudi Lindungi Masyarakat dari Setan
RIYADH, SATUHARAPAN.COM - Ulama besar Arab Saudi mengatakan larangan mengemudi bagi wanita di negara Teluk yang konservatif tersebut melindungi masyarakat dari “setan”, dalam komentar yang dipublikasikan melalui pers pada Kamis (28/11).
Sheikh Abdul Aziz bin Abdullah al-Sheikh, dalam sebuah pidato yang disampaikan pada Rabu (27/11) di sebelah barat kota Madinah, mengatakan pemberian hak agar wanita boleh mengemudi seharusnya tidak menjadi “salah satu perhatian utama masyarakat”.
Ulama paling senior di kerajaan tersebut menyerukan agar “masalah itu dipandang sebagai perspektif melindungi masyarakat dari setan” yang menurutnya, termasuk mengizinkan wanita mengemudi.
Komentarnya muncul saat para aktivis mengatakan mereka diyakinkan Menteri Dalam Negeri Pangeran Mohammed bin Nayef bahwa pihak otoritas meninjau kembali larangan kontroversial Saudi mengenai wanita boleh mengemudi.
“Yakinlah bahwa masalah ini sedang dibahas, dan memperkirakan hasil terbaik,” tutur kementerian tersebut seperti dikutip Aziza al-Yusef, yang menemuinya bersama dengan rekan aktivis Hala al-Dosari.
Monarki absolut itu merupakan satu-satunya negara di dunia ini, tempat wanita dilarang mengemudi, sebuah regulasi yang memicu kecaman dari komunitas internasional.
Pangeran Mohammed menekankan bahwa larangan itu merupakan “masalah yang akan diputuskan oleh otoritas legislatif,” kata Yusef kepada AFP.
Arab Saudi memiliki penasihat Dewan Syuro yang anggotanya ditunjuk oleh kerajaan. Dewan ini bertugas membuat berbagai rekomendasi kepada pemerintah, tapi raja masih merupakan kekuasaan hukum tertinggi di negara yang dikenal sangat konservatif tersebut.
“Kami mengharapkan sebuah dekrit kerajaan yang memberi kami hak ini,” kata Yusef.
Paling tidak 16 perempuan tangkap polisi selama aksi protes mengemudi bulan lalu. Mereka dijatuhi hukuman denda dan dipaksa bersama wali laki-laki mereka menandatangani perjanjian akan patuh kepada hukum kerajaan.
Sebagai tambahan atas larangan mengemudi, perempuan Arab Saudi juga diwajibkan menutupi seluruh bagian tubuh mereka dari kepala hingga kaki, serta diharuskan mendapat izin dari dari wali laki-laki mereka jika ingin bepergian, bekerja atau menikah.
Berbagai kelompok hak asasi manusia telah mendesak kerajaan Arab Saudi untuk memperbaiki aturan yang dianggap bersifat diskriminatif terhadap perempuan. (AFP/dw.de)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...