Ulama Saudi Serukan Menggugat Google atas Film Anti Islam di Youtube
ARAB SAUDI, SATUHARAPAN.COM – Ulama terkemuka Saudi Khaled al Shaya, baru-baru ini menyerukan negara-negara Islam untuk melarang dan membuat undang-undang menentang Google. Seperti diberitakan alarabiya.net pada Sabtu (1/3).
Google dinilai tidak menghormati keyakinan agama Islam. Situs berita CNN Arab melaporkan raksasa pencari internet itu terus menampilkan video yang membuat umat Islam meradang.
Perusahaan induk situs berbagi video Youtube ini memuat video kontroversial yang menghujat nabi Muhammad ‘The Innocence of Muslims’ dan tidak menghapus video itu. Hal ini dikatakan Shaya, asisten sekretaris jenderal Komisi Global untuk Pengenalan Rasul, yang berbasis di Riyadh.
Video itu "menghina nabi melalui penyelewengan fakta dan menyebarkan kebohongan, ini dikutuk umat Islam serta semua orang yang mendukung kebenaran dan keadilan”, kata Shaya menambahkan bahwa dunia Islam perlu melihat kebebasan berpendapat.
Shaya juga mengatakan bahwa Google harus "bertobat" karena berperan aktif menyebarkan keterangan palsu tentang Islam.
"Kami tidak bisa puas jika Google hanya menghapus film itu saja tetapi harus mewajibkan mereka memperbaiki kesalahan mereka," kata ulama itu.
"Dengan cara yang sama ketika menyebarkan kebohongan, harus diwajibkan menyebarkan keterangan yang benar dan kebenaran dengan menyajikan keterangan yang dapat dipercaya tentang Rasul, dan pelbagai kualitas dan normanya," tambahnya.
Film ‘The Innocence of Muslims’ ini membuat marah banyak umat Islam di seluruh dunia ketika diluncurkan di Youtube pada 2012.
Google saat ini sedang berjuang di peradilan yang meminta semua salinan video itu dihapus. Hal ini terjadi karena aktris dalam film itu menggugat, menyatakan dirinya keliru telah berperan dalam film itu dan bahwa kehadirannya di dalamnya sangat menodai nama baiknya. (alarabiya.net)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...