Umat Hindu Dharma Rayakan Kuningan
DENPASAR, SATUHARAPAN.COM – Umat Hindu Dharma di Bali pada Sabtu (27/12) merayakan Hari Suci Kuningan yang menjadi Hari Raya Galungan. Hari raya ini memiliki makna memperingati kemenangan dharma (kebaikan) melawaan adharma (keburukan).
Pada hari raya yang jatuh sepuluh hari setelah Galungan, umat Hindu menghaturkan bebantenan (sesajen) di pura (tempat suci umat Hindu) maupun di merajan (tempat suci milik masing-masing keluarga).
Umat Hindu di kota Denpasar dan sekitarnya mengenakan busana adat Bali melakukan sembahyang di merajan, kemudian menuju ke Pura Jagatnatha, di jantung Kota Denpasar untuk kembali melakukan sembahyang.
Seusai melakukan sembahyang di Pura Jagatnatha, mereka melakukan hal yang sama ke Pura Sakenan, Kelurahan Serangan yang berjarak 12 kilometer arah selatan kota Denpasar.
Pura Sakenan
Pura Sakenan merupakan salah satu Pura Sad Kahyangan (pura besar) yang memiliki keunikan dan keistimewaan dibanding tempat suci lainnya di Pulau Dewata, yakni terdapat Persada berupa bangunan yang bertingkat-tingkat seperti limas.
Menurut sejarah, Pura Sakenan dibangun oleh Asthapaka, seorang pendeta Buddha. Hal itu dilakukan karena pendeta itu kagum akan keindahan laut yang berpadu dengan keindahan daratan.
Pendeta merasakan, di tempat itu ada kekuatan suci yang sangat baik untuk dijadikan tempat memuja Tuhan demi keselamatan dan kesejahteraan umat manusia.
Jalan-jalan di kota Denpasar dan sekitarnya pada Hari Suci Kuningan tampak lengang dibanding hari-hari biasa. (Ant)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...