Umat Kristen Tiongkok Dibunuh untuk Diambil Organ Tubuhnya
BEIJING, SATUHARAPAN.COM - Bukti baru menunjukkan Tiongkok terlibat dalam pengambilan organ tubuh skala besar secara paksa, dengan membunuh tahanan, termasuk orang-orang Kristen, dan menjualnya ke pasar organ tubuh internasional yang kini sedang berkembang.
Dua orang penyelidik yang menghabiskan waktu 10 tahun meneliti bukti-bukti tentang hal ini, mengatakan kepada sub komite HAM Parlemen Kanada, bahwa praktik membunuh orang untuk transplantasi organ tubuh terus berlanjut di Tiongkok, seperti dilaporkan oleh Epoch Times.
Pengacara HAM internasional, David Matas, dan mantan pengacara dan menteri, Crown David Kilgour, mempresentasikan temuan dalam laporan terbaru mereka, yang dirilis pada bulan Juni, di hadapan sidang parlemen Kanada pada 3 November.
Berdasarkan analisis atas lebih dari 700 pusat transplantasi organ di Tiongkok, laporan itu menunjukkan bahwa rumah sakit Tiongkok telah dilakukan sekitar 60.000 sampai 100.000 transplantasi organ per tahun sejak tahun 2000. Sebagian besar organ-organ tubuh itu bersumber dari tahanan tidak bersalah --warga Uyghur , Tibet, orang-orang Kristen dan praktisi meditasi Falun Gong, menurut laporan WND.
Menurut Kilgour, selama 15 tahun terakhir, terjadi penjarahan organ tubuh di Tiongkok yang terutama menyasar pengikut Falun Gong. Namun kemudian sasarannya juga mengarah kepada warga Tibet, Uighur, dan sejumlah orang Kristen. Organ-organ itu diperjual-belikan memenuhi permintaan yang meningkat dari kalangan pasien Tiongkok yang kaya dan juga para turis.
Menurut laporan itu, keuntungan yang dihasilkan dari perdagangan organ tubuh mencapai miliaran dolar. Matas mengatakan harganya juga naik dari waktu.
Menurut ChinaAid, sebuah organisasi nirlaba HAM Kristen internasional yang meningkatkan kebebasan beragama dan penegakan hukum di Tiongkok, ada berbagai faktor yang membuat perdagangan organ semakin luas. Adanya demonisasi dan penahanan massal terhadap praktisi Falun Gong, dikombinasikan dengan praktik lama pengambilan organ dari tahanan terpidana mati. Lalu ada juga kebutuhan dana dari rumah sakit untuk membiayai operasinya. Ini menyebabkan terjadinya pembunuhan massal terhadap pengikut Falun Gong demi organ tubuh mereka.
"Praktisi Falun Gong menjadi sumber organ yang selalu tersedia, tidak habis-habisnya untuk dijual dengan harga selangit," kata Matas.
Rumah sakit dengan pusat transplantasi, menurut laporan itu, menangguk pendapatan terbesar dari transplantasi organ tubuh.
Kilgour mengatakan kepada komite bahwa kejahatan kemanusiaan yang dilakukan di Tiongkok melibatkan banyak pemain.
"Penjarahan organ tubuh di Tiongkok adalah kejahatan di mana Partai Komunis, lembaga negara, sistem kesehatan, rumah sakit, dan profesi transplantasi semua terlibat," kata Kilgour.
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...