Umat Muslim Ikut Prosesi Pekan Suci Paskah Larantuka di NTT
KUPANG, SATUHARAPAN.COM – Tak hanya umat Katolik, di antara ribuan peziarah ritual Semana Santa—pekan suci Paskah—di kota Larantuka, Kabupaten Flores, terdapat juga umat Islam.
Mereka berebut naik dua kapal feri gratis yang disediakan oleh pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (24/3) petang. Mereka berangkat dari Pelabuhan Bolok, Kupang di Pulau Timor menuju Larantuka—kota di Pantai Timur Pulau Flores.
Juwita Arba, peziarah muslim mengatakan dirinya merasa penasaran dengan cerita orang bahwa prosesi Semana Santa adalah peristiwa langka di dunia dan hanya dilakukan di Larantuka, Flores Timur.
"Ya, saya kan baru pertama kali pergi, belum tahu kegiatannya di sana seperti apa. Saya pergi juga mengikuti acara ini walaupun saya sendiri karena penasaran. Saya ingin merasakan setidaknya sekali seumur hidup,” kata Juwita, Kamis.
Untuk menampung semua peziarah yang akan berangkat ke Larantuka, pemerintah daerah menyediakan dua kapal motor penyeberangan secara gratis agar seluruh masyarakat dapat berziarah dan mengambil hikmah dari ritual agama itu.
Gubernur NTT Frans Lebu Raya mengemukakan, pemerintah menyiapkan dua armada kapal untuk mengangkut peziarah yang diberangkatkan dari Pelabuhan Atapupu Kabupaten Belu dan Pelabuhan Bolok Kupang.
“Jumlah peziarah yang ikut harus sesuai kapasitas kapal, kalau 900 orang di Atapupu dan 900 di Kupang kira-kira begitu. Kita harap bahwa tidak ada masalah, mudah-mudahan selamat sampai tujuan,” kata Frans.
Dua armada kapal yang disiapkan itu mengangkut kurang lebih 1.600 peziarah dan akan kembali pada Senin 28 Maret.
Pekan Suci Semana Santa
Perayaan warisan Portugis di Larantuka tersebut merupakan ritual yang dilakukan sejak lima abad lalu. Makna perayaan menempatkan pusat ritual kepada Yesus dan Bunda Maria sebagai perempuan berkabung (Mater Dolorosa) karena menyaksikan penderitaan anaknya sebelum dan saat disalibkan.
Perayaan Semana Santa dimulai pada Rabu Trewa (Rabu Terbelenggu) ketika umat dan peziarah berkumpul berdoa untuk mengenang Yesus yang dikhianati Yudas Iskariot (murid Yesus).
Sejak pagi para perempuan melakukan nyanyian ratapan Mazmur dalam bahasa Latin di kapel. Pukul 3 sore, secara beruntun umat dan peziarah mengetukkan bunyi-bunyian sambung-menyambung di seluruh Larantuka. Setelah itu seluruh bunyi-bunyian dilarang karena sudah masa berkabung.
Kamis Putih, umat peziarah berdoa dan bergantian melakukan penyembahan “Cium Tuan” di sejumlah situs rohani, di antaranya di Kapel Tuan Ma (Bunda Maria), Kapel Tuan Ana (Tuhan Yesus), dan Kapel Tuan Meninu (patung kanak Yesus) dan Patung Tuan Bediri (patung Yesus berdiri dengan ayam jantan di kanannya); sebagai wujud permohonan doa kepada Tuhan melalui perantara Bunda Maria.
Puncak Acara dilakukan saat Hari Raya Wafat Isa Almasih atau Jumat Agung. Diawali perarakan bahari membawa patung Tuan Meninu, yaitu melawan arus laut Selat Gonzalo dan menahtakannya di Pohon Sirih.
Saat siang hari, dilakukan perarakan mengenang sengsara dan wafat Yesus dengan mengarak Tuan Ma, Tuan Ana, dan Tuan Meninu keliling kota menuju Katedral Larantuka. Saat perarakan sambil melantukan pujian, terdapat delapan pemberhentian yang disebut dengan armida. Armida mewakili kedelapan situs rohani sebagai simbol kehidupan Yesus, sejak di kandungan Maria hingga wafatnya di dunia.
Pagi hari saat Sabtu Suci, ketiga patung dikembalikan ke kapel masing-masing. Mulai saat itu, masa berkabung sudah lewat dan persiapan memasuki masa perayaan Kebangkitan Yesus Kristus.
Di Kupang, Prosesi Jalan Salib
Ribuan Umat Kristen di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis tengah malam, mengikuti prosesi jalan salib mengenang kisah sengsara Yesus Kristus sampai akhirnya wafat di kayu salib.
Prosesi melewati sembilan gereja dan baru berakhir pada Jumat (25/3) pagi. Prosesi dimulai dari Taman Nostalgia Kota Kupang antara lain mengisahkan tentang Yesus makan Paskah bersama murid-muridnya.
Ketika mereka sedang makan, Ia berkata ‘Aku berkata kepadamu sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan aku.
Prosesi jalan salib ini diperankan oleh yang memerankan antara lain Yesus, Yudas, Herodes, Pilatus, Imam Besar, Yudas, Simon Petrus, Bartolomeus, dan Matius.
Prosesi itu mengisahkan jalan penderitaan Yesus saat dihukum mati di kayu salib oleh bangsa Yahudi di bawah pemerintahan Herodes saat itu.
Prosesi ini melibatkan pemuda dari 43 gereja Protestan dan Katolik. Remaja masjid juga turut memeriahkan prosesi jalan salib ini. Mereka akan menyambut di umat Kristen di Gereja Laharoi, Kelurahan Namosain.
“Teman-teman dari gereja Denominasi akan menyambut lewat pinggir pantai,” kata Ketua Pemuda Klasis Kota Kupang Erens Blegur, Kamis (24/3) petang.
Erens mengatakan jalan salib tersebut juga bertujuan menunjukkan kepada pemuda di Kota Kupang mengenai pengurbanan Yesus.
“Kalau mereka hanya dengar cerita, sekarang mereka melihat secara jelas inilah tragedi yang sebenarnya terjadi 2.000 tahun yang lalu,” kata Erens.
Sejumlah pejabat hadir pada prosesi Paskah tersebut antara lain Ketua Komisi V DPR RI Fary Francis yang juga anggota Sinode Gereja Masehi Injili di Timor, Wali Kota Kupang Jonas Salean, dan Kapolres Kupang Kota AKBP Budi Hermawan.
Jumat Agung merupakan bagian dari rangkaian perayaan Paskah yang disebut Tri Hari Suci. Adapun Paskah akan dirayakan pada Minggu 27 Maret 2016 yaitu hari Kebangkitan Yesus Kristus dari kematian yang dimaknai sebagai hari keselamatan dan kemenangan bagi umat Kristen.
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...