Unair Siap Diperiksa KPK, Namun Bantah Terlibat Kasu Anas
SURABAYA, SATUHARAPAN.COM - Pihak Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, membantah keterlibatan dalam salah satu dari tiga kasus gratifikasi oleh mantan Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Anas Urbaningrum.
"Kasus Anas yang dikaitkan dengan Unair adalah kasus gratifikasi pengadaan alat laboratorium kesehatan," kata Kepala Pusat Informasi dan Humas (PIH) Unair, Dr MG Bagus Ani Putra S.Psi, di Surabaya, Jumat (17/1).
Namun, tender dalam pengadaan alat-alat laboratorium kesehatan itu dilakukan oleh Kemenkes, sedangkan Unair hanya menerima dalam bentuk barang untuk Rumah Sakit Penyakit Tropis dan Infeksi (RSPTI).
"Itu kasus tahun 2011 dan Unair tidak terlibat dalam pengadaannya, karena tender untuk pengadaan dilakukan Kemenkes. Jadi, posisi Unair dalam kasus itu hanya saksi," kata dia.
Apalagi, katanya, posisi Unair juga sangat pasif, karena alat-alat yang diterima itu bukan pengajuan Unair, melainkan hibah Kemenkes karena Unair ditunjuk sebagai "National Health Center".
"Kalau pun alat-alat itu disita KPK, kami juga tidak ada masalah. Hanya saja, kalau alat-alat itu dibutuhkan RSPTI, maka kami akan mengajukan permohonan pinjam-pakai," kata dia.
Siap Diperiksa
Bahkan, kata dia, jika Unair diperiksa KPK terkait alat-alat itu, maka Unair juga siap, tapi pemeriksaan itu sifatnya sebatas saksi, seperti pemeriksaan Rektor Unair terkait tersangka Mohammad Nazarudin.
"Pak Rektor memang baru saja diperiksa KPK sebagai saksi dalam kasus tindak pidana pencucian uang (TPPU) yang dilakukan M Nazarudin terkait RS DGI," kata dia.
Tentang posisi Anas Urbaningrum sebagai alumni Fisip Unair, Bagus menyatakan Anas memang merupakan alumni terbaik Fisip Unair dari angkatan tahun 1988.
"Kami menyesalkan hal itu bila memang Anas terbukti bersalah, tapi kami tidak perlu meminta maaf, karena kasus Anas itu berbeda dengan kasus Rudi Rubiandini, sebab Rudi itu guru besar, sedangkan Anas hanya alumni, jadi perbuatan Anas itu bersifat individu," katanya.
Selain itu, Anas juga bukan hanya alumni Unair. "Anas memang alumni Unair untuk S1, tapi dia alumni UI untuk S2 dan dia juga alumni UGM untuk S3. Jadi, kalau alumni itu di luar kontrol institusi, bahkan alumni juga sangat ditentukan lingkungan," kata dia.
Namun, kasus yang menimpa Anas itu memberi hikmah kepada Unair untuk melakukan pembenahan organisasi alumni Unair di berbagai fakultas yang tersebar di berbagai daerah agar "Excellent with Morality" yang menjadi komitmen Unair juga menjadi komitmen alumni. (Ant)
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...