Underpass Kentungan Jadi Solusi Mengatasi Kemacetan di Jalan Kaliurang
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.CO -- Kemacetan kini menjadi salah satu masalah utama di Yogyakarta. Volume kendaraan yang terus bertambah tanpa diimbangi dengan perpanjangan jalan membuat situasi ini semakin parah. Oleh karena itu, Pemerintah Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (Pemda DIY) berupaya mengurai kemacetan melalui pintu-pintu masuk ke Kota Yogyakarta. salah satu pintu masuk tersebut adalah perempatan-perempatan yang berbatasan langsung dengan ringroad.
Jika sebelumnya di Janti telah dibangun Jembatan Layang (flyover) Janti dan di Jombor juga sedang dirampungkan pembangungan Flyover dan Underpass Jombor hingga akhir 2014, maka di perempatan Kentungan akan dibangun pula underpass Kentungan. Solusi untuk membuat underpass sebenarnya dipilih setelah sebelumnya terdapat dua pilihan, yaitu flyover atau underpass. Namun setelah melalui kajian, maka underpass akhirnya dipilih sebagai solusi untuk mengurai kemacetan.
“Feasibility studi (FS) sudah dilakukan di Kentungan, meliputi aspek anggaran yang dibutuhkan, volume kendaraan, tingkat kepadatan jalan, hingga proses pembebasan lahan. Lewat kajian tersebut muncul dua pilihan proyek, yaitu flyover dan underpass. Namun dari dua pilihan tersebut, tampaknya solusi yang dipilih lebih ke arah underpass, “demikian disampaikan oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Energi dan Sumber Daya Mineral (PUP-ESDM) DIY Rani Sjamjinarsi pada Sabtu (23/8).
Menurut wanita berkerudung ini, PUP-ESDM kini masih menunggu respon dari Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X. Jika Gubernur telah merespon dan mengantongi izin dari Satuan Kerja Pelaksana Jalan Nasional (PJN), maka Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Perhubungan akan menyusun Detail Engineering Design (DED) pada 2015 mendatang.
“Jadi selama setahun ke depan akan dirinci bagaimana struktur bangunannya, baik flyover maupun underpass. Proyek ini kemungkinan akan dimulai pada 2016 mendatang dengan kebutuhan akan anggaran mencapai angka di atas Rp. 100 Milyar,” papar Rani Sjamjinarsi.
Rani menambahkan bahwa pembangunan underpass Kentungan sengaja dimulai pada 2016 karena pertimbangan bahwa pada 2014 ini masyarakat telah “diganggu” dengan pembangunan Flyover Jombor. Dengan demikian, maka akan ada waktu jeda pembangunan di sekitar ringroad kira-kira setahun.
“Dalam pembangunan ini, kami juga mempertimbangkan aspek masyarakat juga. Jangan sampai para pengguna jalan merasa terganggu terus jika pembangunan dilakukan tanpa jeda,” pungkas Rani.
Seperti diketahui, perempatan Kentungan merupakan salah satu titik kemacetan karena menjadi penghubung di Jalan Kaliurang. Volume kendaraan yang melewati Jalan Kaliurang dari waktu ke waktu semakin meningkat seiring dengan semakin berkembangnya sektor perekonomian di kanan-kiri jalan ini. Faktor tersebut yang menyebabkan kemacetan lebih sering terjadi dan semakin parah. Kondisi inilah yang menjadi pemicu dibangunnya underpass Kentungan sebagai solusi untuk mengurai kemacetan di Jalan Kaliurang.
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...