UNHCR: Jumlah Pengungsi di Dunia Tertinggi Sejak PD II
JENEWA, SATUHARAPAN.COM – Komisi Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (UNHCR) mengatakan dalam laporan terbaru bahwa di seluruh dunia ada lebih dari 51 juta orang yang menjadi pengungsi. Angka itu adalah yang tertinggi sejak Perang Dunia II.
Laporan tahunan yang disampaikan ahir pekan lalu itu menyebutkan 51.200.000 orang meninggalkan rumah secara terpaksa karena penganiayaan, konflik, kekerasan umum dan pelanggaran hak asasi manusia.
Ini adalah situasi suram akibat krisis demi krisis yang membuat orang putus asa sehingga meninggalkan rumah mereka sebelum serangan peluru dan bom.
UNHCR menyatakan bahwa bahkan perang di Suriah mendorong Sembilan juta orang keluar dari rumah mereka pada akhir tahun lalu, dengan jutaan orang dipindahkan secara paksa di bagian lain dari dunia, terutama di Republik Demokratik Kongo, Republik Afrika Tengah, Mali, dan daerah perbatasan antara Sudan Selatan dan Sudan.
Di antara 51.200.000 orang yang menjadi pengungsi, 16,7 juta orang mengungsi di negara lain, dan 33,3 juta pengungsi internal (IDP / Internal Displaced Person), dan sekitar 1,2 juta orang mengajukan aplikasi suaka yang sampai sekarang belum mendapatkan persetujuan.
Sebagian besar pengungsi di dunia berasal dari Afganistan yang mencapai sekitar 2,6 juta orang dan Sueriah sekitar 2,4 orang. Pengungsi lainnya adalah dari Somalia, Kongo, Sudan, Myanmar, Irak, Kolombia, Vietnam, dan Eritrea.
"Kami melihat ini adalah harga yang sangat besar akibat perang, dan gagal untuk menyelesaikan atau mencegah konflik," kata Komisaris Tinggi untuk Pengungsi, Antonio Guterres. "Hari ini perdamaian mengalami defisit dan bahaya,” kata dia.
Bantuan kemanusiaan dapat membantu mengatasi kondisi pengungsi, tetapi solusi politik sangat dibutuhkan. Tanpa itu, penderitaan akan terus berlanjut, kata dia.
Guterres mengharapakan adanya perubahan komitmen dunia internasional untuk menemukan solusi yang damai di beberapa wilayah di dunia.
"Mari kita memperbarui komitmen kita untuk mengakhiri konflik bersenjata, dan untuk membantu orang-orang yang terpaksa meninggalkan rumah mereka. Bahkan satu keluarga terkoyak oleh perang adalah terlalu banyak, "kata dia.
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...