EKONOMI
Penulis: Wiwin Wirwidya Hendra
11:04 WIB | Selasa, 21 Mei 2013
Uni Eropa Serius Selidiki Kecurangan Dagang China
BRUSSELS, SATUHARAPAN.COM - Uni Eropa dikabarkan akan benar-benar serius menelusuri dugaan kecurangan dagang yang dilakukan dua pemasok perangkat teknologi komunikasi asal China; Huawei Technologies Co. dan ZTE Corp. Kabar tersebut kemudian diperkuat oleh permintaan dukungan Komisaris Perdagangan Uni Eropa (UE), Karel De Gucht, yang meminta dukungan dari seluruh anggota Komisi Eropa untuk memulai penyelidikan terkasit kecurangan perdagangan tersebut. Rencananya, upaya penyelidikan tersebut akan dilakukan pada Rabu (22/5) besok. Tetapi, ibarat buah simalakama, tekanan yang dilancarkan Uni Eropa terhadap China mengenai kecurangan bisnis ini dinilai beberapa kalangan korporasi akan memicu reaksi balasan terhadap berbagai kepentingan Eropa di negeri tirai bambu itu. Seperti bisa dilihat, bisnis Eropa di China seperti Ericsson, Alcatel-Lucent SA, Nokia Siemens Networks adalah beberapa bisnis yang sangat potensial di China dan mereka saat ini memang tengah memulai program belanja bernilai milyaran Dolar untuk membentuk jaringan data nirkabel berkecepatan tinggi. Menyangkut hal tersebut, Kepala Hubungan Industri-Pemerintah Ericsson, Ulf Pehrsson menegaskan pihaknya menentang tindakan investigasi. "Ericsson mendukung aturan global yang berlaku untuk semua pemain industri ini, dan UE harus tetap menyadari reaksi negatif dari upaya mengincar perusahaan tertentu," katanya. Dalam kasus ini, tampak jelas bahwa Komisi Perdagangan UE tidak mendapatkan dukungan dari para pelaku bisnis telekomunikasi UE sendiri. "Kekuatiran utamanya adalah China akan menggunakan kasus semacam ini sebagai alasan untuk tidak memberikan kontrak bagi perusahaan-perusahaan Eropa di kemudian hari," kata salah seorang sumber analis yang diwawancarai Wallstreet Journal. Oleh karena itulah, De Gucht saat ini juga belum memutuskan apakah ia akan benar-benar memulai investigasi atau tidak. Yang pasti, para pejabat UE khususnya mereka yang berada dalam Komisi Perdagangan menduga ZTE dan Huawei mendapatkan subsidi yang cukup besar dari pemerintah Cina. Subsidi tersebut termasuk kredit murah dari bank-bank pemilik pemerintah untuk klien mereka. UE yakin China telah menggunakan subsidi tersebut untuk menjual murah produk mereka di tengah pasar Eropa dan merebut potongan besar pangsa perusahaan Eropa sendiri.
KABAR TERBARU
AS Memveto Resolusi PBB Yang Menuntut Gencatan Senjata di Ga...
PBB, SATUHARAPAN.COM-Amerika Serikat pada hari Rabu (20/11) memveto resolusi Dewan Keamanan PBB (Per...