Loading...
FOTO
Penulis: Dedy Istanto 18:29 WIB | Senin, 31 Oktober 2016

UNICEF: 300 Juta Anak Terpapar Udara Berpolusi

UNICEF: 300 Juta Anak Terpapar Udara Berpolusi
Asap hitam yang keluar dari knalpot kendaran transportasi umum menjadi salah satu penyumbang meningkatnya polusi udara yang ada di kota Jakarta seperti yang direkam pada Kamis (26/11/2015). Berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh badan United Nations Children Fund (UNICEF) telah mencatat sebanyak 300 juta anak di dunia terpapar udara berpolusi dan akan membawa laporan tersebut dalam pertemuan KTT Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang akan digelar pada tanggal 7-18 November 2016 di Maroko. (Foto-foto: Dedy Istanto)
UNICEF: 300 Juta Anak Terpapar Udara Berpolusi
Tranportasi umum melintas di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat yang mengeluarkan asap hitam dari knalpotnya yang menjadi salah satu penyumbang tingkat polusi udara di kota Jakarta.
UNICEF: 300 Juta Anak Terpapar Udara Berpolusi
Asap hitam yang keluar dari kendaraan transportasi umum di kota Jakarta yang menjadi salah satu penyumbang meningkatnya polusi udara yang mengancam bagi manusia.

WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Sekitar 300 juta anak terpapar polusi udara yang dapat berdampak buruk bagi tubuh, termasuk bahaya bagi perkembangan otak anak. Hal itu disampaikan laporan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang dirilis pada hari Senin (31/10).

Rata-rata hampir satu dari tujuh anak di seluruh dunia menghirup udara di luar ruangan dengan kadar polusi sedikitnya enam kali lipat dari standar internasional, menurut penelitian badan United Nations Children Fund (UNICEF) yang menyebut polusi udara sebagai faktor utama kematian anak.

Laporan UNICEF itu diterbitkan sepekan menjelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim PBB yang akan digelar di Maroko pada tanggal 7 sampai dengan 18 November mendatang. UNICEF akan mendesak para pemimpin dunia untuk mengambil langkah darurat guna mengurangi polusi udara di negara masing-masing.

“Polusi udara merupakan faktor utama pemicu kematian sekitar 600.000 balita, dan mengancam kehidupan dan masa depan jutaan anak lain setiap hari,” kata Direktur Eksekutif UNICEF, Anthony Lake.

Polutan tidak hanya membahayakan paru-paru anak yang masih berkembang tetapi juga menembus batas darah-otak dan menyebabkan kerusakan permanen otak mereka yang sedang berkembang sehingga juga merusak masa depan. Kita semua tidak boleh mengabaikan polusi udara,” ujar Lake.

Berdasarkan citra satelit, sekitar dua miliar anak tinggal di kawasan dengan polusi udara terbuka yang melampaui ambang minimum kualitas udara yang ditetapkan badan Organisasi Kesehatan Dunia atau The World Health Organizations (WHO).

Udara menjadi beracun akibat emisi kendaraan, bahan bakar fosil, debu, limbah pembakaran dan polutan udara lainnya. Asia Selatan memiliki jumlah anak terbanyak yang tinggal di kawasan amat berpolusi yakni sebanyak 620 juta orang, disusul Afrika sebanyak 520 juta anak dan Asia Timur dan Pasifik sebanyak 450 juta jiwa. (AFP)

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home