UNICEF Dorong Dibukanya Sekolah
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM - Dana Anak-anak PBB atau UNICEF menyerukan diakhirinya penutupan sekolah akibat COVID-19. UNICEF menganggap hal ini sangat merugikan kesejahteraan anak-anak serta prospek mereka.
Sekolah-sekolah di hemisfer utara ditutup selama liburan musim panas. Di bagian dunia lainnya, sekolah ditutup karena pandemi, dan menyebabkan lebih dari 600 juta anak-anak tidak memperoleh pendidikan.
UNICEF atau Dana Anak-anak PBB melaporkan hampir setengah dari negara-negara di Asia dan Pasifik telah ditutup selama lebih dari 200 hari selama pandemi. Penutupan sekolah untuk jangka waktu lama juga berlangsung di Amerika Latin dan Karibia. Dan taksiran terbaru memperlihatkan 40 persen dari anak-anak usia sekolah di seluruh Afrika timur dan selatan kini tidak bersekolah.
Juru Bicara UNICEF James Elder mengatakan, penutupan sekolah ini berdampak merugikan pada kesejahteraan fisik dan mental anak-anak itu.
“Hal ini, dan kita mengetahuinya dari data tahun lalu bahwa pendidikan, keselamatan, teman serta makanan kini digantikan oleh kecemasan, kekerasan, dan kehamilan remaja. Di seluruh dunia, di semua benua, kita saksikan jalur komunikasi permintaan bantuan untuk anak-anak, tempat dimana anak-anak melaporkan kekerasan, naik tiga kali lipat," katanya.
Kata Elder, pengajaran jarak jauh bukan pilihan bagi sekurangnya sepertiga anak-anak usia sekolah di dunia. Dia mencatat lebih dari 80 juta anak-anak di seluruh Asia Timur dan Pasifik tidak punya akses ke pembelajaran jarak jauh selama masa penutupan sekolah ini.
Di Afrika Timur dan Selatan, dia mengatakan, sekolah-sekolah di Uganda ditutup selama 306 hari karena pandemi, sehingga berada di puncak daftar 20 negara dengan jumlah hari penutupan paling banyak. Sudan Selatan berada di tempat kedua. Dia menambahkan kebanyakan orang di negara-negara ini tidak punya akses ke Internet, jadi mereka tidak memiliki peluang untuk menikmati pembelajaran jarak jauh.
UNICEF mendesak semua pemerintah untuk membuka kembali sekolah secepat mungkin dan tidak menunggu sampai semua guru dan siswa divaksinasi. Katanya, kerugian yang diderita oleh anak-anak ini terlalu besar dan mereka tidak bisa menunggu lebih lama lagi untuk menerima pendidikan serta belajar keterampilan untuk membantu mereka membangun masa depan yang lebih baik.
Rusia Dakwa Pria Uzbekistan Atas Pembunuhan Seorang Jenderal...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Seorang warga negara Uzbekistan yang dituduh bertindak atas nama Ukraina tel...