Loading...
HAM
Penulis: Sabar Subekti 18:53 WIB | Kamis, 14 September 2023

UNICEF: Lebih dari 330 Juta Anak di Dunia Hidup Dalam Kemiskinan Ekstrem

Seorang anak bekerja di bengkel di Abidjan, Pantai Gading. (Foto: dok. AFP)

PBB, SATUHARAPAN.COM-Pandemi COVID-19 menyebabkan perlambatan tajam dalam upaya mengakhiri kemiskinan anak, dengan 333 juta anak masih hidup dalam kemiskinan ekstrem, menurut sebuah laporan yang diterbitkan pada hari Rabu (13/9).

Laporan dari Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-bangsa (UNICEF) dan Bank Dunia menemukan bahwa pandemi ini menyebabkan penghapusan kemiskinan ekstrem pada 30 juta anak lebih sedikit dibandingkan perkiraan sebelumnya.

Akibatnya, sekitar satu dari enam anak masih hidup dengan pendapatan kurang dari US$ 2,15 per hari, menurut laporan tersebut.

“Krisis yang semakin parah, akibat dampak COVID-19, konflik, perubahan iklim, dan guncangan ekonomi, telah menghambat kemajuan, dan menyebabkan jutaan anak berada dalam kemiskinan ekstrem,” kata Direktur Eksekutif UNICEF, Catherine Russell, dalam sebuah pernyataan.

Temuan-temuan dalam laporan ini menghambat pencapaian tujuan ambisius PBB untuk memberantas kemiskinan ekstrim pada anak pada tahun 2030.

“Dunia di mana 333 juta anak hidup dalam kemiskinan ekstrem, tidak hanya kehilangan kebutuhan dasar tetapi juga martabat, kesempatan atau harapan, tidak dapat ditoleransi,” kata Direktur Global Kemiskinan dan Kesetaraan Bank Dunia, Luis-Felipe Lopez-Calva, mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Laporan tersebut menemukan bahwa 40 persen anak-anak di Afrika sub-Sahara masih hidup dalam kemiskinan ekstrem, persentase tertinggi di dunia.

Serangkaian faktor termasuk pertumbuhan populasi yang cepat, COVID-19, dan bencana terkait iklim telah memperburuk kemiskinan anak yang ekstrem di Afrika Sub-Sahara dalam beberapa tahun terakhir, meskipun wilayah lain di dunia terus mengalami penurunan.

Bank Dunia dan UNICEF meminta negara-negara untuk memprioritaskan penanggulangan kemiskinan anak dan memberlakukan serangkaian tindakan termasuk perluasan program tunjangan anak universal.

“Kita tidak bisa mengecewakan anak-anak ini sekarang,” kata Russell dari UNICEF. “Mengakhiri kemiskinan anak adalah sebuah pilihan kebijakan.” (AFP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home