Misi Perdamaian Vatikan untuk Ukraina Kunjungi China
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Utusan perdamaian Paus Fransiskus untuk Ukraina, Kardinal Matteo Zuppi, berada di China pada misi keempat setelah ke Kiev, Moskow dan Washington, kata Vatikan pada hari Selasa (12/9).
Tujuan utama dari diplomasi ulang-alik ini adalah untuk membantu mengembalikan anak-anak Ukraina yang dibawa ke Rusia setelah invasi.
Zuppi, didampingi pejabat Sekretariat Negara Vatikan, berada di Beijing mulai hari Rabu hingga Jumat. Vatikan menggambarkan kunjungan tersebut sebagai “langkah lebih lanjut dalam misi yang diinginkan Paus untuk mendukung inisiatif kemanusiaan dan mencari jalan yang dapat mewujudkan perdamaian yang adil.”
Paus Fransiskus menunjuk Zuppi, seorang veteran diplomasi perdamaian Gereja Katolik, pada bulan Mei sebagai utusannya, yang bertujuan untuk “memulai jalan perdamaian.” Seiring waktu, misi Zuppi terkonsentrasi pada bidang kemanusiaan dan khususnya mencoba membangun mekanisme untuk membantu anak-anak Ukraina yang dipindahkan ke Rusia setelah invasi yang dimulai pada Februari 2022.
Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan pada akhir Maret untuk Menteri hak-hak anak Rusia, Maria Lvova-Belova, dan Presiden Rusia, Vladimir Putin, dengan tuduhan mereka menculik anak-anak dari Ukraina. Para pejabat Rusia membantah adanya adopsi paksa, dan mengatakan beberapa anak Ukraina berada di panti asuhan.
Tidak ada rincian mengenai pekerjaan Zuppi yang terungkap, meskipun Paus Fransiskus mengatakan dia membayangkan Vatikan dapat memainkan peran seperti yang dilakukannya dalam beberapa pertukaran tahanan. Zuppi telah bertemu dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, Lvova-Belova dan penasihat utama Putin lainnya, serta Presiden AS, Joe Biden.
“Harapannya adalah untuk mendorong dan menjalin jaringan perdamaian yang sulit,” kata Zuppi kepada penyiar konferensi para uskup Italia, yang ia pimpin, sebelum berangkat.
Baru-baru ini, Paus Fransiskus membuat pernyataan terbuka yang tegas kepada China saat mengunjungi negara tetangganya, Mongolia, sekali lagi menyuarakan penghargaannya terhadap rakyat China dan berharap adanya dialog konstruktif mengenai masalah gereja dengan Beijing. Dia juga mendapat pujian dari Rusia atas komentarnya baru-baru ini yang memuji “Ibu Agung Rusia,” komentar yang membuat marah Ukraina dan para uskup Katolik Yunani di negara tersebut. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...