UNICEF Minta Hak Anak Jadi Isu Kampanye Pemilu Turki
ANKARA, SATUHARAPAN.COM - Dana PBB untuk Anak PBB (UNICEF) Turki melancarkan kampanye bertajuk "Suara untuk Anak-anak atau Vote for Children" sebelum pemilihan umum di negara itu pada 7 Juni mendatang. Badan ini menyerukan semua partai politik untuk mengangkat isu hak-hak anak dalam kampanye mereka.
UNICEF, seperti dikutip media Turki, Hurriyet Daily News, menyatakan mereka meminta para pemimpin dan anggota partai politik, serta calon anggota parlemen di Turki, untuk bersatu dan memilih untuk hak-hak anak.
UNICEF menyerukan kebijakan yang memberi kesempatan yang sama bagi anak perempuan dan anak laki-laki, kebijakan yang inklusif untuk semua anak, dan investasi untuk pemberdayaan anak-anak dalam kampanye.
Organisasi PBB itu menyatakan Turki berada pada peringkat ke-118 dari 148 negara dalam indeks pembangunan jender dalam laporan pembangunan manusia (Human Development Report) tahun 2014. Turki juga berada pada posisi bawah, atau peringkat ke-125 dari 142 negara dalam indeks kesenjangan jender global dalam laporan yang disusun oleh World Economic Forum.
Di antara topik yang diangkat oleh UNICEF adalah masalah pernikahan dini pada gadis-gadis muda. UNICEF menawarkan sejumlah langkah yang harus diambil untuk meningkatkan hak-hak anak, termasuk meningkatkan kesetaraan antara anak-anak dan remaja dengan mengatasi diskriminasi yang berbasis jender.
UNICEF menyerukan Turki untuk memerangi kekerasan berbasis jender, terutama kekerasan di rumah tangga, pelecehan dan eksploitasi seksual, dan pembunuhan demi kehormatan. Badan ini juga menyerukan Turki unutk meningkatkan usia perkawinan secara hukum menjadi 18 tahun dan membuat syarat yang ketat dengan pemantauan terhadap kemungkinan digunakannya pengecualian.
UNICEF menyatakan bahwa tujuan kampanye bertajuk "Vote for Children" adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang hak-hak anak di tengah kampanye pemilu.
Kesamaan Persepsi Guru dan Orangtua dapat Cegah Kekerasan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Co-founder Sehat Jiwa Nur Ihsanti Amalia mengatakan, kesamaan persepsi an...