Unit Pengolahan Susu LIPI Dukung Produksi Susu Nasional
CIBINONG, SATUHARAPAN.COM - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati (IPH) mengembangkan program Meat-Milk Project, yaitu unit pengolahan susu yang dilengkapi dengan laboratorium untuk memproduksi susu olahan terstandar. Program ini digulirkan untuk mendukung produksi susu nasional.
Program tersebut, juga merupakan proyek hulu hingga hilir dan diintegrasikan dengan program Biovillage LIPI di kawasan Cibinong Science Center-Botanic Garden (CSC-BG), Bogor, Jawa Barat. Proyek itu sendiri merupakan hasil kerja sama bilateral antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Spanyol yang telah dimulai sejak 2010.
“Latar belakang adanya program unit pengolahan susu tentu sudah kita ketahui bersama, yakni produksi susu dalam negeri baru bisa memasok sekitar 30 persen dari permintaan nasional, sedangkan sisanya 70 persen berasal dari impor,” kata Wakil Kepala LIPI, Akmadi Abbas, di sela-sela soft launching Unit Pengolahan Susu dan Open House Biovillage di Pusat Penelian Bioteknologi LIPI Cibinong, Bogor, Jawa Barat pada Senin (29/8), seperti dilansir situs lipi.go.id.
Menurut Akmadi, Indonesia sebenarnya bisa lebih meningkatkan kapasitas produksi susu nasional yang ada saat ini. Apalagi kondisi geografis, ekologi, dan kesuburan lahan di beberapa wilayah Indonesia memiliki karakteristik yang cocok untuk pengembangan agribisnis produksi susu.
Dia mengatakan, pembangunan unit pengolahan susu ini diharapkan mendorong peningkatan produksi susu tersebut. Selain itu, unit pengolahan itu juga bisa dimanfaatkan untuk tempat riset dan pembelajaran teknologi pengolahan susu.
Untuk diketahui, unit pengolahan susu yang dibangun kali ini dirancang sebagai inkubator teknologi pengolahan susu yang menghasilkan paket-paket teknologi, produk susu terpasteurisasi, yogurt, dan keju. Produk-produk tersebut akan dialihteknologikan kepada masyarakat luas secara bertahap.
Konsumsi Rendah.
Pada sisi lain, pembangunan unit pengolahan susu sekarang ini diharapkan pula selain mendorong peningkatan produksi susu, juga bisa membantu meningkatkan konsumsi susu masyarakat. Sebab, konsumsi susu Indonesia pada 2015 hanya 12,1 liter per kapita per tahun, dan termasuk rendah jika dibandingkan dengan negara Asia lainnya. Angka ini masih jauh dari konsumsi per kapita per tahun di Malaysia (36,2 liter), India (48,62 liter), Singapura (44,5 liter).
Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati (IPH) LIPI, Enny Sudarmonowati, mengatakan pihaknya perlu mendorong masyarakat Indonesia untuk meningkatkan konsumsi susu. “Ke depan, kami telah mencanangkan program Milk Goes to School secara periodik untuk mendorong peningkatan konsumsi susu,” katanya.
Dia menambahkan, LIPI akan bekerja sama dengan pemerintah daerah, industri, dan tentunya sektor pendidikan untuk menyukseskan program tersebut menjadi gerakan nasional, terutama untuk anak-anak dan remaja.
Kepala Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI, Bambang Sunarko, mengatakan pihaknya tentu mendukung program Milk Goes to School tersebut dengan mengintegrasikannya dengan program lain. Proyek atau program terintegrasi ini merupakan etalase hasil-hasil penelitian di Kedeputian IPH dengan menggunakan konsep zero waste.
Program terintegrasi tersebut, adalah biovillage yang merupakan proyek percontohan kawasan terpadu dengan luas 190 hektara, yang menggabungkan teknologi dan hasilnya di bidang pertanian/pangan, pakan, pupuk, dan energi. Beberapa produk atau teknologi yang ditampilkan di kawasan ini bahkan merupakan teknologi sederhana yang mudah diadopsi dan direplikasi. “Kawasan ini diharapkan dapat menjadi tempat wisata berbasis edukasi dengan konsep edu agrowisata,” katanya.
Beberapa kegiatan yang sudah ada di biovillage saat ini adalah pengelolaan sapi, teknologi pengolahan susu, teknologi produksi pakan segar, awetan dan probiotik ternak, teknologi produksi biogas dari limbah peternakan, budidaya dan produksi pangan organik hingga menjadi produk olahan, dan teknologi produksi pupuk hayati berbasis mikroba unggul lokal.
Selain itu, juga ada teknologi pengolahan limbah organik menjadi kompos, teknologi pengolahan limbah kantor (kertas dan plastik), peternakan lebah madu di bawah tegakan tanaman buah koleksi, produksi bibit unggul buah tropis dan tanaman penghijauan, serta pengelolaan taman atau kebun edukasi plasma nutfah, seperti taman kupu, plasma nutfah buah, dan domestikasi hewan opossum.
Editor : Sotyati
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...