Unpad Bangun Kampus Pendidikan Vokasi
JATINANGOR, SATUHARAPAN – Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung akan mengoptimalkan kembali lahan kampus di Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung. Lahan seluas 200 hektare (ha) yang saat ini dikelola sebagai Sanggar Penelitian Latihan dan Pengembangan Pertanian (SPLPP) Fakultas Pertanian tersebut, direncanakan akan dioptimalkan menjadi kampus Unpad wilayah Arjasari, di samping Kampus Dipati Ukur dan Jatinangor.
Rektor Unpad, Prof Tri Hanggono Achmad, mengatakan pengoptimalan kampus Arjasari dilakukan untuk mewujudkan konsep “Unpad Transformative Triangle”, dalam arti pengembangan tiga kampus yang dimiliki Unpad (Dipati Ukur, Jatinangor, dan Arjasari) dalam rangka mewujudkan kemajuan pembangunan melalui pendidikan transformatif.
“Dalam rangka mendorong banyak aspek hilirisasi, sangat diperlukan banyak wahana yang memang bisa kita bangun untuk (mendorong) itu,” kata Rektor dalam Rapat Pembahasan Pengembangan Kampus Unpad Arjasari, Selasa (19/1) di lokasi Kampus Arjasari. Rapat ini diikuti pimpinan, dekan, dan dewan profesor di lingkungan Unpad.
Dengan luas lahan yang representatif, kampus Arjasari direncanakan sebagai wahana integrasi pengembangan akademik, keberlanjutan lingkungan, dan penguatan budaya. Rektor mengatakan, dari segi pengembangan akademik, Unpad akan menjadikan kampus Arjasari sebagai kampus pendidikan vokasi.
Pendidikan vokasi dipilih, dalam rangka mempersiapkan tenaga terampil di bidang terapan. Menurut Rektor, saat ini Indonesia kekurangan tenaga terampil untuk pengembangan teknologi terhilirkan. Untuk itu, pendidikan vokasi yang nanti dikembangkan harus terintegrasi dengan bidang ilmu yang saat ini dimiliki Unpad.
Terkait rencana pengembangan keseluruhan kampus Unpad Arjasari, Prof Dr Ir Mahfud Arifin MS, Ketua Kajian Pengembangan Kampus Unpad Arjasari menjelaskan, pihaknya bersama tim telah merumuskan masterplan SPLPP Arjasari 2016 – 2021. Dari luas sekitar 200 ha tersebut, Prof Mahfud dan tim membagi lahan Arjasari menjadi empat zona pengembangan.
Zona pertama seluas 14,63 ha akan digunakan untuk pengembangan kampus vokasi dan asrama bagi mahasiswa. Ditargetkan kampus ini akan menampung sekitar 33.000 mahasiswa. Pengembangan kampus terdiri atas pembangunan sarana perkantoran, gedung pertemuan, gedung perkuliahan, dan laboratorium.
Zona kedua seluas 49,15 ha akan digunakan untuk wahana Taman Sains dan Teknologi (TST). Wahana itu akan menjadi ruang hilirisasi berbagai produk keilmuan dari 16 fakultas yang ada di Unpad. Pembangunan TST ini merupakan implementasi dari target yang ditetapkan pemerintah kepada PTN di Indonesia.
Zona ketiga, kata Prof Mahfud, akan menjadi lahan bumi perkemahan berbasis agrowisata seluas 5,42 ha. Di tempat itu, siswa maupun umum bukan hanya sekadar berkemah, namun juga akan diajak untuk mengenal lebih dekat aktivitas pertanian. Bumi perkemahan itu akan terintegrasi dengan kawasan TST.
Sementara zona keempat, akan dikembangkan sebagai lahan kerja sama seluas 125,64 ha. Saat ini, lahan SPLPP Arjasari digarap setidaknya oleh 480 petani dengan man land ratio sebesar 12 orang per ha-nya.
Nantinya, para petani ini akan dirangkul Unpad untuk menggarap lahan pertanian di kawasan lahan kerja sama. Lahan itu juga menjadi lahan kemitraan dengan para pemangku kepentingan Unpad.
“Kita juga akan membangun Arboretum seluas 18,56 ha, yang di dalamnya mencakup zona pengembangan tanaman-tanaman langka,” kata Prof Mahfud.
Lebih lanjut Rektor mengungkapkan, kunci penting dari masterplan tersebut ialah harus ada integrasi kuat di setiap sektor keilmuan yang ada di Unpad. “Berbagai hal yang kita bangun harus academic base, karena itulah kekuatan kita,” katanya. (unpad.ac.id)
Editor : Sotyati
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...