UNRWA Tunggu Laporan Awal Tuduhan Stafnya Terlibat Serangan 7 Oktober
Ada tuduhan bahwa banyak staf UNRWA adalah anggota militan Hamas.
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM-Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengharapkan laporan awal mengenai klaim Israel bahwa belasan karyawannya ikut serta dalam serangan 7 Oktober terhadap Israel akan siap pada awal bulan depan, kata perwakilannya di Lebanon, hari Selasa (6/2).
Israel menuduh 12 dari 13.000 pegawai UNRWA di Jalur Gaza mengambil bagian dalam serangan pimpinan Hamas terhadap Israel tahun lalu. Klaim tersebut muncul ketika Israel menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perangnya di Gaza, dan setelah bertahun-tahun Israel menyerukan agar badan tersebut dibubarkan.
Perwakilan UNRWA di Lebanon, Dorothee Klaus, mengatakan kepada wartawan di Beirut bahwa 19 donor telah menangguhkan pendanaan mereka menyusul tuduhan tersebut.
“Kami mengharapkan adanya laporan penyelidikan awal pada awal bulan Maret, berdasarkan asumsi kami bahwa para donor akan mempertimbangkan keputusan mereka untuk menangguhkan pendanaan untuk UNRWA,” kata Klaus.
Kantor pengawasan PBB sedang melakukan penyelidikan. UNRWA mengatakan pihaknya bertindak cepat untuk mengatasi tuduhan tersebut, dengan ketuanya, Philippe Lazzarini, memecat mereka yang diduga terlibat dan memberi tahu sekretaris jenderal PBB, serta Amerika Serikat dan donor lainnya.
Israel telah memberi tahu Lazzarini tentang tuduhan terhadap 12 anggota staf tersebut secara lisan, namun tuduhan lain bocor ke media bahwa sejumlah besar pegawai UNRWA memiliki hubungan dengan Hamas.
Baik Israel maupun sumber resmi lainnya tidak membagikan kepada UNRWA sebuah dokumen yang menyatakan bahwa 190 anggota staf badan tersebut di Gaza adalah militan Hamas atau Jihad Islam.
Badan PBB pertama, UNRWA, didirikan berdasarkan resolusi Majelis Umum badan tersebut pada tahun 1949 untuk menangani pengungsi yang melarikan diri atau diusir dari rumah mereka ketika Israel didirikan.
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, pada bulan Januari menggambarkan UNRWA sebagai “tulang punggung seluruh respons kemanusiaan di Gaza” dan telah mengimbau semua negara untuk “menjamin kelangsungan upaya penyelamatan nyawa UNRWA.”
Badan tersebut, yang donor terbesarnya pada tahun 2022 termasuk Amerika Serikat, Jerman dan Uni Eropa, telah berulang kali mengatakan bahwa kapasitasnya untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada masyarakat di Gaza berada di ambang kehancuran. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
AS Memveto Resolusi PBB Yang Menuntut Gencatan Senjata di Ga...
PBB, SATUHARAPAN.COM-Amerika Serikat pada hari Rabu (20/11) memveto resolusi Dewan Keamanan PBB (Per...