Untuk Segala Sesuatu Ada Masanya
Waktu bukanlah beban, melainkan kesempatan untuk berkarya.
SATUHARAPAN.COM – Pada pengujung 2016 marilah kita bicara soal waktu. Dalam kitabnya, Pengkhotbah menyatakan: ”Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya.” (Pkh 3:1, TB)
Dalam Alkitab BIMK, dinyatakan ”Segala sesuatu di dunia ini terjadi pada waktu yang ditentukan oleh Allah.” Dengan kata lain, Pengkhotbah hendak mengatakan bahwa waktu adalah ciptaan Allah. Waktu adalah milik Allah. Dan Allah telah menetapkannya.
Artinya, jika untuk segala sesuatu ada masanya dan ditentukan Allah, maka manusia seharusnya sungguh-sungguh bijak dalam mengambil keputusan dalam hidup.
Mari kita ambil contoh dari dunia pertanian sebagaimana dinyatakan Pengkhotbah: ”Ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam.” (Pkh 3:2, TB). Dengan kata lain, ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk panen. Di sini tampaklah bagaimana Pengkhotbah jitu dalam mengambil kesimpulan.
Saat terbaik untuk menanam padi adalah pada awal musim hujan. Jadi, tanamlah padi pada awal musim hujan. Jangan sekali-kali menanam padi saat musim kemarau! Jika nekat menanam padi pada musim kemarau, maka kita harus bersusah payah menyediakan air agar bibit-bibit padi itu dapat tumbuh baik.
Setelah itu, kita harus memanennya pada waktu yang tepat. Jangan kecepatan, jangan pula terlambat. Kalau kecepatan, pastilah padi itu belum masak sepenuhnya. Jika terlambat, pastilah kita akan kalah cepat dibandingkan dengan tikus sawah.
Dalam dunia pertanian, istilah yang dipakai masak fisiologis. Kalau mangga, sebelum masak fisiologis disebut mengkal, dan enaknya dibuat rujak. Sesudah masak fisiologis, mangga itu rasanya sudah tidak enak lagi, kelewat manis karena proses fermentasi. Sejatinya, melakukan sesuatu tepat pada waktunya merupakan hal logis.
Pengkhotbah melanjutkan: ”Aku tahu bahwa untuk mereka tak ada yang lebih baik dari pada bersuka-suka dan menikmati kesenangan dalam hidup mereka” (Pkh 3:12).
Jika Allah telah menentukan waktu yang tepat untuk segala sesuatu, maka jalan terlogis bagi manusia ialah memahami dengan tepat kehendak Allah dalam hidupnya setiap saat. Pengkhotbah memberikan nasihat tepat, ketika dia menyatakan yang paling baik bagi seorang manusia ialah bersuka-suka dan menikmati kesenangan dalam hidup mereka.
Menikmati hidup, itulah nasihat pengkhotbah! Mengapa kita perlu menikmati hidup? Sebab hidup itu indah! Dan waktu bukanlah beban, tetapi kesempatan kita untuk berkarya! Tidak hanya untuk diri sendiri, melainkan untuk orang lain juga!
Selamat Tahun Baru!
Email: inspirasi@satuharapan.com
Editor : Yoel M Indrasmoro
Polusi Udara Parah, Pengadilan India Minta Pembatasan Kendar...
NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM-Pengadilan tinggi India pada hari Jumat (22/11) memerintahkan pihak berwe...