Upacara Pemakaman Nelson Mandela di Qunu
QUNU, SATUHARAPAN.COM – Upacara pemakaman kenegaraan Nelson Mandela di Qunu kampung halaman tempat ia dibesarkan berlangsung dengan hikmat. Ribuan orang menghadiri untuk melepas kepergian mantan Presiden Afrika Selatan yang anti aphertheid.
Peti jenazah Mandela diangkut kereta yang ditarik kendaraan militer. Petinggi militer berbaris mengiringi kereta jenazah. Korp musik melantunkan lagu sepanjang jalan dari rumah di tanah pertanian Nelson Mandela menuju tenda besar tempat acara penghormatan terakhir digelar sebelum pemakaman. Tembakan meriam mewarnai prosesi itu.
Di dalam tenda raksasa yang dibangun di tanah lapang luas, hadir para presiden dan kepala negara dari negara-negara Afrika, termasuk Presiden Jacob Zuma. Tampak juga mantan Presiden Afrika Selatan Tabo Mbeki, Uskup Agung Emeritus Desmond Tutu, Pangeran Charles dari Kerajaan Inggris, Pangeran Albert dari Monako, pengusaha Inggris Richard Branson, tokoh HAM AS Jesse Jackson, Oprah Winfrey.
Jenazah Mandela diangkat para petinggi militer ke dalam ruangan. Berjalan di belakang jenazah anggota keluarga, memasuki ruangan yang dihiasi 95 lilin besar menyala, menandai usia Nelson Mandela, 95 tahun.
Patung Mandela akan Diresmikan pada Hari Rekonsiliasi
Sebuah patung Nelson Mandela setinggi sembilan meter akan diresmikan pada Senin saat hari libur yang didedikasikan untuk rekonsiliasi, 24 jam setelah penguburan ikon yang berhasil membawa perubahan bagi Afrika Selatan.
Patung perunggu raksasa setinggi sembilan meter itu akan dibuka secara resmi oleh Presiden Jacob Zuma di halaman Union Buildings, pusat pemerintahan di Pretoria tempat Mandela dilantik sebagai presiden berkulit hitam pertama Afrika Selatan pada 1994.
Acara pada Senin juga akan menandai perayaan keseratus pada November dari bangunan tersebut, tempat beberapa kepala negara masa apartheid menandatangani undang-undang rasial yang ditentang keras sepanjang hidup Mandela.
Union Buildings juga menjadi tempat tokoh tercinta yang disebut bapak bangsa tersebut dibaringkan selama tiga hari pada pekan lalu, saat sekitar 100.000 orang berdiri dalam antrean panjang untuk dapat melihat petinya yang terbuka dan memberi penghormatan terakhir mereka untuknya.
“Peresmian ini... tanda awal merayakan dan menghidupkan warisan mendiang Madiba dan akhir dari periode berkabung,” kata pernyataan negara - menggunakan nama marga ikon demokrasi yang dikenal baik itu.
Sepuluh hari masa berkabung ditetapkan setelah Mandela meninggal pada 5 Desember dalam usia 95 tahun, yang secara resmi berakhir pada Minggu tengah malam.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...