Upaya Rekonsiliasi Israel Palestina Kembali Berjalan
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM - Israel menyambut baik rencana Liga Arab untuk meninjau ulang inisiatif perdamaian yang lebih komprehensif. Usaha mencapai perdamaian dalam krisis Israel-Palestina yang terhenti cukup lama karena Israel melakukan pemekaran pemukiman di tepi timur ke arah West Bank Palestina. Namun kini upaya perdamaian mulai berjalan kembali.
Mantan Menteri Luar Negeri Israel yang sekarang menjadi Menteri Kehakiman, Tzipi Livni mengatakan bahwa proses ini penting dan jalan masih panjang. “Tetapi kita tidak bisa menerima klausa perjanjian damai begitu saja, ini adalah kemungkinan untuk bangkit ditengah situasi sulit sehingga perlu disambut dengan baik,” ungkap perempuan itu di salah satu media jejaring sosial.
Livni bersemangat untuk memulai kembali perundingan perdamaian setelah Wakil Presiden AS Joe Biden dan Sekjend AS John Kerry mendesak Liga Arab untuk memodifikasi kesepakatan damai antara Israel dan Palestina. Pada Minggu (28/04) Perdana Menteri Qatar Sheik Hamad Bin Jassem Al Thani yang menjadi delegasi Liga Arab untuk Washington mengatakan bahwa, “Modifikasi yang dilakukan perlu membuka peluang untuk terjadi perjanjian yang mutual dan memperkecil peluang perebutan lahan antara Israel dan Palestina.”
Lebih lanjut Menteri Kehakiman Israel mengatakan pentingnya ada jaminan bagi Israel dan Palestina untuk kembali melakukan perundingan damai. "Saya berharap pesan dari Qatar akan membantu memulai perundingan sesegera mungkin," tutup dia.
Di lain pihak seorang Menteri senior dalam Kabinet Netanyahu, Silvan Shalom berpandangan lain mengenai usaha Liga Arab ini. Dia mengatakan, “Tidak ada yang baru disini.” Pada dasarnya Shalom mendukung pembaruan upaya damai dan menolak kesepakatan tahun 1967 mengenai garis batas Israel Palestina. “Kami terbuka jika Liga Arab berinisiatif menjadi mitra menuju perdamaian, tetapi bukan untuk menjadi bagian dari kesepakatan,” tutup menteri senior itu.
Senada dengan itu anggota dari Partai Buruh Oposisi Dovish, Erel Margalit mengatakan bahwa pemerintah Israel harus menerimanya dengan kedua tangan. Ia menambahkan, “Parlemen juga perlu melakukan lobi untuk memberikan dukungan terhadap inisiatif damai ini.” Dov Lipman yang menjabat sebagai anggota parlemen Yesh Atid partai sekaligus anggota koalisi Netanyahu juga menyambut baik tawaran Liga Arab.
Seorang pembantu Presiden Mahmoud Abbas yang bernama Nabil Shaath mengatakan Israel harus terlebih dahulu berkomitmen untuk kesepakatan garis batas 1967. "Pertukaran adalah buah dari negosiasi damai, dan harus dapat diterima oleh kedua belah pihak," katanya.
Editor : Yan Chrisna
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...