Usaha Pensiunan: Jadi Agen Properti
Supaya bisnis ini berjalan dengan lancar diperlukan strategi khusus yang harus dimiliki seorang agen properti.
SATUHARAPAN.COM - Memulai bisnis sebagai agen properti tidak memerlukan modal yang terlalu besar. Mengapa? Karena yang diperjualbelikan adalah rumah milik orang lain.
Menjadi agen properti, tidak perlu repot membeli rumah seperti pebisnis jual-beli rumah. Seorang agen jika berhasil menjual satu unit properti akan mendapat fee sebesar 2 persen dari penjualan.
Misalnya, jika berhasil menjual rumah seharga Rp 1 miliar, seorang agen properti berhak mendapat fee sebesar Rp 20.000.000.
Tentunya menjadi agen properti adalah peluang usaha yang sangat menggiurkan. Pekerjaan ini pun sangat santai, dan tidak sesibuk orang yang bekerja kantoran. Jadi usaha ini sangat cocok ditekuni oleh para pensiunan.
Dalam buku "99 Bisnis bagi Pensiunan" disebutkan ada beberapa persiapan yang mungkin bisa dilakukan ketika memulai usaha ini, pertama, siapkanlah database calon pembeli potensial.
Kedua, siapkanlah alat komunikasi (handphone) untuk menghubungi penjual dan pembeli.
Ketiga, siapkanlah kamera digital untuk mengambil gambar rumah yang akan dijual. Tidak perlu yang terlalu mahal, asalkan bisa mengambil gambar dengan baik. Kamera berukuran lima mega pixel pun sudah cukup bagus.
Keempat, perluaslah jaringan relasi.
Hambatan dan Strategi
Dalam buku "99 Bisnis bagi Pensiunan" dikatakan ada yang perlu diperhatikan ketika menjalankan usaha ini. Beberapa hambatan yang mungkin akan ditemui di antaranya adalah saingan bisnis ini sudah banyak. Oleh karena itu harus pandai menjaga kepercayaan dari konsumen sehingga bisa terus diandalkan.
Hambatan berikutnya penjual yang bersikeras menjual rumahnya dengan harga mahal sehingga rumahnya sulit dijual. Selain itu, adanya ketidakcocokan selera pembeli dengan rumah yang akan dijual dan terjadi pembatalan transaksi karena berbagai hal.
Supaya bisnis ini berjalan dengan lancar diperlukan strategi khusus yang harus dimiliki seorang agen properti, yaitu, satu, harus memiliki product knowledge atau pengetahuan produk yang akan dipromosikan. Tingkatkan kemampuan dalam bernegosiasi dan meyakinkan pembeli.
Dua, jaringlah relasi sebanyak-banyaknya. Semakin banyak relasi semakin banyak juga kesempatan terjadinya transaksi jual beli yang menguntungkan.
Tiga, jalinlah relasi dengan kalangan perbankan dan notaris. Jika suatu saat membutuhkan jasa mereka tidak akan mengalami kesulitan.
Empat, pahamilah segala hal yang dibutuhkan dan diinginkan oleh calon beli.
Lima, perluaslah pengetahuan tentang interior, eksterior, pertanahan, atau feng shui jika sangat diperlukan. Suatu ketika, penjual atau pembeli akan meminta saran dan pendapat Anda.
Analisis Bisnis
Analisis bisnis ini hanyalah perkiraan berdasarkan buku "99 Bisnis bagi Pensiunan".
Modal usaha
- Alat komunikasi Rp 2.000.000
- Kamera digital Rp 2.000.000
Jumlah modal awal Rp 4.000.000
Dengan metode garis lurus dan masa manfaat peralatan di atas adalah delapan tahun, maka beban penyusutan per bulan jika nilai residu Rp 100.000 adalah sebesar (Rp 4.000.000 - Rp 100.000) / (8 tahun x 12 bulan) = Rp 40.625 per bulan.
Perhitungan Laba/Rugi per Bulan
- Penghasilan rata-rata per bulan: 2 persen x (1 unit rumah @Rp 500.000.000) = Rp 10.000.000
Biaya umum dan lain-lain per bulan
- Biaya iklan di koran (10x) Rp 1.000.000
- Transportasi Rp 700.000
- Penyusutan Rp 40.625
- Telepon dan komunikasi Rp 500.000
- Biaya umum lainnya Rp 300.000
Jumlah 2.540.625
Laba bersih per bulan Rp 7.459.375
Editor : Sotyati
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...