Presiden Jokowi Akui Perizinan Usaha Masih Ruwet di RI
Pemerintah akan terus berupaya untuk memperbaiki diri agar iklim investasi dan kemudahan berusaha di Indonesia semakin baik.
SHANGHAI, SATUHARAPAN.COM - Dalam perjalanan kembali ke penginapan usai bertemu dengan masyarakat Indonesia di Shanghai Mart, Presiden Joko Widodo sempat dimintai keterangannya terkait dengan agenda kegiatannya pada hari Sabtu ini.
Perbincangan antara Presiden dengan sejumlah jurnalis yang turut mendampinginya dalam kunjungan kerja kali ini dilakukan saat perjalanan dengan menggunakan kereta cepat dari Shanghai menuju Hangzhou, hari Sabtu (3/9).
Perbincangan diawali dengan pertanyaan jurnalis mengenai sejumlah keluhan yang disampaikan oleh para pelaku usaha Tiongkok mengenai perizinan di Indonesia. Saat memberikan pidatonya pada forum bisnis di Hotel Shangri-La Jing'an, Shanghai, keluhan mengenai izin investasi dan juga izin bekerja terdengar oleh Presiden.
"Kita tidak menutup mata, masih ada hal-hal seperti itu. Urus izin masih ada yang ruwet. Itu yang terus akan kita perbaiki. Kalau itu di kementerian, ya obrak-abrik kementeriannya agar mau memperbaiki. Biar cepat, biar sederhana, biar investor merasa dilayani," kata Presiden Jokowi.
Mengenai persoalan izin bekerja, Presiden Jokowi mengaku sudah mendengar keluhan tersebut sejak tahun lalu. Namun, Presiden juga mengakui bahwa perbaikan yang ada belumlah memuaskan.
"Jadi nanti saya pulang akan kita perbaiki lagi. Memang masih banyak sekali yang perlu kita benahi. Kalau semua negara bicara keterbukaan dan kompetisi tapi di praktiknya masih ada yang belum baik, ya diperbaiki. Tugas kita itu, tidak mungkin cuma sekali dua kali," katanya.
Presiden Jokowi mengakui bahwa pekerjaan ini ialah pekerjaan yang sangat berat, mengubah pola pikir dan budaya kerja menurutnya bukanlah persoalan yang dapat diselesaikan hanya dalam beberapa hari saja.
"Kita ini sedang mengubah pola pikir, mengubah pola kerja dari pola lama. Apa mudah? mengubah budaya kerja apa mudah? Itu yang terus kita lakukan. Ini bukan proses yang tidak mungkin sehari dua hari," katanya.
Sementara itu, mengenai kelanjutan proyek kereta cepat yang digarap oleh perusahaan Tiongkok, Presiden menerangkan bahwa sampai dengan saat ini pihaknya masih berfokus pada pembebasan lahan. Presiden meminta kepada Presiden China Railway, Sheng Guang Zu, agar proyek tersebut terus dijalankan.
"Pembebasan lahan yang masih kurang sekitar 40 persen dan akan diselesaikan pada akhir tahun ini. Yang paling krusial di situ saja, yang lain sudah jalan," katanya.
Temu masyarakat dan perbincangan dengan para jurnalis tersebut sekaligus mengakhiri rangkaian kunjungan kerja Presiden ke Tiongkok pada hari ini. Sesampainya di Hangzhou East Station, Presiden dan rombongan akan langsung menuju penginapan untuk beristirahat dan mempersiapkan diri untuk agenda acara esok hari. (Setpres)
Editor : Eben E. Siadari
1.100 Tentara Korea Utara Jadi Korban dalam Perang Rusia-Ukr...
SEOUL, SATUHARAPAN.COM-Lebih dari 1.000 prajurit Korea Utara tewas atau terluka dalam perang Rusia d...