Uskup Nigeria: “Lindungi Warga Tak Berdosa”
SATUHARAPAN.COM – Para uskup gereja-gereja Katolik di Nigeria menyerukan kepada pemerintah untuk melindungi warga dan harta benda yang mereka miliki, seiring meningkatnya tindak kekerasan hingga pembunuhan yang dilakukan kelompok militan di seluruh wilayah negara itu, "Stop bermain-main politik. Lindungi warga tak berdosa."
Dalam pernyataan bertajuk “While Nigeria Bleeds and Burns'' yang ditandatangani Pemimpin Konferensi Waligereja Nigeria (CBCN) Uskup Ignatius Ayau Kaigama, di Abuja, pada 5 Oktober lalu, para uskup mendesak pihak berwenang untuk melaksanakan “tugas utama”, yakni melindungi setiap insan di Nigeria, terlepas dari suku, agama, kelas sosial, ataupun adat tradisi.
"Nigeria terluka secara tragis. Dan, kami, para uskup, benar-benar diingatkan akan tingkat kerusakan yang tinggi baik pada manusia ataupun harta benda mereka, terganggunya kehidupan komunitas warga pedesaan dengan meningkatnya kebencian dan potensi konflik di negeri ini. Sebagian umat Islam kadang-kadang juga menjadi sasaran serangan yang dekonstruktif ini, sementara itu warga Kristen, gereja-gereja, dan juga warga nonmuslim, umumnya menjadi target utama pemusnahan, perampasan, dan pengusiran oleh pemberontak Boko Haram, pelaku dari semua penghancuran itu.”
Para uskup menilai pemerintah tidak berbuat cukup serius untuk menghentikan kekerasan dan pembunuhan itu.
“Dalam menghadapi kelompok Boko Haram dan milisi kriminal bersenjata lainnya yang dengan berani membunuh warga yang tidak berdosa, warga yang tidak berdaya, pemerintah harus melakukan lebih dari apa yang dilakukan sekarang untuk melindungi kehidupan kami dan membela bangsa kami.”
“Harus ada upaya lebih dari saat ini untuk melawan dan melucuti kelompok perusak bangsa Nigeria dan Negara Nigeria. Harus melakukan lebih dari yang dilakukan saat ini untuk mencegah bangsa ini terseret ke dalam anarki dan kehancuran diri dan kehancuran bersama, dan membawa para penjahat ke pengadilan.”
Pernyataan bersama para uskup itu dikeluarkan pada pertemuan pleno tahunan di Keuskupan Warri, di Delta State selatan, 18 September, mengingatkan akan bahaya yang ditimbulkan oleh pemberontakan bersenjata.
“Kami memperingatkan setiap komunitas Nigeria di tingkat lokal ataupun nasional untuk waspada terhadap bahaya yang kita hadapi bersama sebagai bangsa, dari dalam ataupun luar. Masalahnya bukan tentang siapa yang menjadi presiden atau gubernur ataupun senator sesudah pemilu 2015. Masalahnya adalah tentang kehidupan yang aman dari setiap kita yang mencintai hidup dalam suasana damai, sebagai warga Nigeria yang bermartabat.”
Acara doa bersama akan digelar dua malam berturut-turut pada 13 – 14 November di ibu kota Abuja, doa untuk negeri. (worldwatchmonitor.org)
Wapres Lihat Bayi Bernama Gibran di Pengungsian Erupsi Lewot...
FLORES TIMUR, SATUHARAPAN.COM - Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka mengunjungi seorang b...