Ustaz Arifin Nugroho Ajak Umat Islam Kunjungi Yerusalem
SATUHARAPAN.COM – Ustaz Arifin Nugroho mengajak umat Islam untuk mengunjungi Yerusalem. Alasannya, mengunjungi area Masjid Al-Aqsa untuk mendukung kemerdekaan Palestina.
Kunjungan umat Islam ke daerah juga disebut Bukit Bait Allah ini—terdapat Dome of The Rock atau Al-Quds Al-Sharif yaitu area Masjid Al-Aqsa—dapat menjadi salah satu bentuk kampanye kemerdekaan Palestina atas penjajahan Israel, katanya di Bogor, Kamis (26/5) seperti dilansir Antara.
“Kunjungan kaum Muslimin dari seluruh dunia ke Al-Quds membawa dampak yang sangat besar bagi berbagai aspek kehidupan masyarakat Palestina, seperti ekonomi yang akan makin hidup karena ada aktivitas wisata dari masyarakat luar,” kata Arifin yang baru-baru ini mengunjungi Palestina untuk keperluan pembuatan program televisi bertema Islam.
Selain itu, lanjut dia, kunjungan umat Islam ke jantung Palestina tersebut berdampak pada psikologi masyarakat Palestina karena mendapatkan perhatian, dan merasa sangat dipedulikan oleh kaum Muslimin dari seluruh dunia.
Menurut Arifin, makin banyak jumlah umat Islam yang mengunjungi Yerusalem juga akan membuat penjajah Israel tidak berani untuk berlaku semena-mena terhadap masyarakat Palestina.
Dia menegaskan bahwa Al-Quds Al-Sharif merupakan salah satu tanah suci kaum Muslimin yang harus dikunjungi, setelah Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi.
Masjid Al-Aqsa yang terletak di Al-Quds merupakan kiblat pertama umat Islam dan bagian dari perjalanan Isra dan Mikraj Nabi Muhammad SAW.
Kaum Muslimin tidak perlu khawatir untuk mengunjungi Al-Quds karena wilayah tersebut aman dan tidak sesuram seperti apa yang diberitakan oleh media massa selama ini, katanya lagi.
“Tidak ada kesulitan untuk datang ke Palestina. Saya datang dengan visa turis dan selama di sana perjalanan kami lancar,” ujar Arifin yang mengunjungi sejumlah kota di Palestina seperti Gaza dan Rafah.
Dia tidak menampik bahwa diskriminasi terhadap masyarakat Palestina masih tampak di beberapa bidang, seperti fasilitas dan kesempatan memperoleh pendidikan layak yang sangat terbatas, selain kekerasan oleh Israel yang juga masih sering terjadi.
Jika benar, Ustaz Arifin mengunjungi daerah itu, berarti ia sudah mengakui Israel. Sebab, otoritas de facto wilayah tersebut sesuai perjanjian Oslo 1992 ada di tangan Israel. Arifin harus memohon visa ke Israel dan paspornya dicap oleh imigrasi Israel.
KPK Tetapkan Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, Tersangka Kasus...
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Sekretaris Jenderal PDI Perju...