Setelah 200 Tahun, Restorasi Makam Yesus Resmi Dimulai
SATUHARAPAN.COM – Tiga pendeta gereja pengelola Gereja Makam Kudus—Holy Sepulchre—Ortodoks Yunani, Katolik, dan Apostolik Armenia akhirnya berjabat tangan menjadi tanda dimulainya restorasi tempat yang dipercaya Golgota itu.
Dalam peresmian dimulainya restorasi, Jumat (20/5) lalu, Patriark Ortodoks Yunani Theophilos III mengungkapkan, “Kami mewujudkan yang kami janjikan.” Janji untuk restorasi dan janji untuk saling bekerja sama. Sudah bukan rahasia, para pengelola gereja makam Yesus Kristus ini ratusan tahun saling berseteru. Sampai-sampai pemegang kunci gereja adalah keluarga Muslim Palestina: Nusseibeh dan Joudeh. Bahkan gara-gara konflik itu, sebuah tangga kayu pun selama lebih dari 250 tahun tidak bisa dipindah dari bawah jendela tanpa menimbulkan konflik.
Renovasi skala besar seperti ini adalah yang pertama kali sejak tahun 1800-an.
Irisan edicule. (Sumber: news.am)
“Arsitek Komnenos, yang merestorasi setelah kebakaran pada tahun 1808, adalah orang yang ada di belakang kapel yang terlihat sejak akhir abad ke-19 ini,” kata arsitek Armenia Irina Badalyan. Badalyan bergabung dengan kelompok kerja renovasi dari Patriarkat Armenia di Yerusalem kepada NEWS.am. “Meskipun demikian, struktur ini rusak parah akibat gempa 1927.”
Pada tahun 1947, Inggris memperkuat kapel ini dari luar dengan bingkai logam, untuk mencegah keruntuhannya berlanjut.
“Namun, ternyata selama penelitian, fortifikasi tidak berhasil dan kapel terus runtuh,” kata Badalyan.
Maka, pada 22 Maret lalu, pemimpin gereja Armenia, Yunani, dan Katolik Yerusalem Gereja Kebangkitan dan di depan Makam Suci mengumumkan renovasi ini.
Kelompok studi profesional telah menciptakan model komputer tiga dimensi dari Makam Kudus, mencari kemungkinan terbaik untuk merenovasi dengan mempertahankan kondisi seasli mungkin.
Menurut Irina Badalyan, Makam Kudus yang ada dalam edicule, adalah struktur yang kompleks.
Menurut perkiraan awal diperlukan € 3 juta (sekitar Rp 45 rupiah) untuk proyek ini. Patriarkat Yunani, Katolik, dan Armenia akan mengalokasikan € 1 juta, masing-masing.
Karya ini diharapkan akan selesai dalam waktu delapan sampai dua belas bulan, tapi selama waktu itu, Makam Suci akan tetap terbuka bagi para peziarah.
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...